Boleh jadi hiruk pikuk pemilu daerah akan lebih menonjol,yang perlu diantisipasi oleh berbagai pihak guna mencegah embrio konflik horizontal.
Kita tidak ingin masyarakat terpapar pembelahan akibat tahun politik yang berkesinambungan dan cukup panjang.
Baca Juga: Kopi Pagi: Rela Berkorban, Kenapa Tidak
Kita ingin tahun politik yang sehat dan bermartabat, menjual ide dan beradu gagasan, bukan sebatas tebar janji dan menjual mimpi yang dapat membuat masyarakat antipati, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom ”Kopi Pagi” di media ini.
Jika sudah antipati yang berdampak kepada merosotnya tingkat partisipasi politik dalam pemilu perlu diantisipasi. Jika masyarakat menganggap pemilu hanya ritual politik tanpa dampak nyata bagi kesejahteraan mereka, dapat menjadi ancaman bagi demokrasi partisipatif.
Sementara kita tahu, rendahnya partisipasi politik menyebabkan hasil pemilu tidak mencerminkan kehendak mayoritas, selain dapat memperlemah legitimasi pemerintah yang terpilih.
Baca Juga: Kopi pagi: Selamatkan Lingkungan Kita
Mari kita bangun dan isi tahun politik mendatang yang mencerahkan, bukan melelahkan. Membangun optimisme, bukan pesimisme. Mengemas narasi konstruktif, bukan destruktif. Argumentatif, bukan provokatif.
Saling menghargai perbedaan, bukan mempertentangkan perbedaan dengan memonopoli kebenaran.
Tak kalah pentingnya menebarkan semangat persatuan, bukan pembelahan dan perseteruan. (Azisoko)