POSKOTA.CO.ID - Fenomena viral di media sosial kerap bermula dari momen-momen yang terjadi dalam ranah privat, kemudian menjadi konsumsi publik secara masif.
Salah satunya adalah kasus kegaduhan pernikahan di Dusun Songkor, Desa Bakan, Kecamatan Janapria, Kabupaten Lombok Tengah. Insiden ini mencuat setelah beredar video pernikahan yang berujung ricuh lantaran terungkapnya status mempelai wanita yang sebelumnya diduga menyembunyikan fakta bahwa ia telah menikah tiga kali.
Peristiwa tersebut memantik perdebatan luas mengenai kejujuran dalam relasi rumah tangga, etika adat istiadat pernikahan, serta dampak media sosial dalam mem-blow up informasi personal hingga melahirkan stigma publik.
Artikel ini akan mengulas secara komprehensif latar belakang peristiwa, respons pihak keluarga dan pemerintah desa, hingga sorotan masyarakat Indonesia terhadap fenomena ini.
Baca Juga: Cerita Pedagang Celana Jeans Rugi Miliaran Akibat Kebakaran di Kwitang Jakpus
Kegaduhan Pernikahan di Lombok Tengah: Kronologi Singkat
Acara pernikahan yang semestinya menjadi momentum sakral dan bahagia berubah menjadi kericuhan yang disaksikan langsung oleh para tamu undangan. Insiden ini terjadi pada Selasa, 24 Juni 2025, di Dusun Songkor, Desa Bakan, Kecamatan Janapria, Lombok Tengah. Dalam rekaman video yang viral di TikTok dan Twitter, rombongan pengantin pria terlihat terlibat percekcokan dengan keluarga mempelai wanita.
Menurut keterangan resmi Kepala Desa Bakan, Jefry, kegaduhan bermula saat rombongan pengantin pria mendapati informasi bahwa calon pengantin perempuan tidak lagi berstatus gadis. Berdasarkan konfirmasi dari berbagai sumber, termasuk pemerintah desa, mempelai perempuan, Nurdiana, telah tiga kali menikah sebelumnya.
Tradisi Nyongkolan yang Ternoda
Dalam adat Sasak di Pulau Lombok, terdapat tradisi Nyongkolan, yakni prosesi arak-arakan pengantin pria bersama keluarga besar menuju rumah mempelai wanita. Biasanya, tradisi ini sarat sukacita, musik tradisional, dan rasa hormat antarkeluarga. Namun, dalam peristiwa ini, tradisi tersebut justru ternodai oleh percekcokan dan cibiran.
Rombongan pengantin pria akhirnya memilih pulang meninggalkan kediaman pihak perempuan setelah kegaduhan tak kunjung reda. Video yang terekam pun memperlihatkan mempelai wanita tampak pingsan akibat tekanan psikologis.
Identitas Kedua Mempelai yang Jadi Sorotan
Setelah video tersebar luas, warganet ramai mempertanyakan siapa sosok mempelai wanita yang dituding menyembunyikan statusnya. Berdasarkan informasi, pengantin pria bernama Rodi Handika, warga Dusun Batu Sambak, Montong Tangi, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur. Sementara mempelai wanita adalah Nurdiana, warga Dusun Songkor, Desa Bakan, Kecamatan Janapria, Lombok Tengah.
Jefry, selaku Kepala Desa Bakan, secara terbuka mengonfirmasi bahwa pernikahan tersebut merupakan kali keempat bagi mempelai perempuan. Hal inilah yang kemudian memicu reaksi keras pihak keluarga pengantin pria karena merasa tidak mendapatkan informasi yang jujur sejak awal proses lamaran.