Menurut juru bicara HAM PBB, Thameen Al-Kheetan, penggunaan bantuan makanan sebagai alat perang merupakan pelanggaran berat hukum internasional.
Ia menyebut kondisi warga Gaza sangat memprihatinkan, dihadapkan pada pilihan tragis: kelaparan atau ditembak saat mencoba mendapat bantuan.
Baca Juga: Dolar AS Menguat Usai Donald Trump Serang Fasilitas Nuklir Iran
PBB telah mengonfirmasi sebagian besar korban jatuh akibat tindakan militer Israel, meskipun ada kelompok bersenjata di sekitar area distribusi.
Tambahan 93 warga Gaza juga dilaporkan tewas saat mencoba mendekati konvoi bantuan dari PBB dan lembaga lain yang masih diizinkan masuk.
Data Kematian Versi Hamas Lebih Tinggi
Sumber dari badan pertahanan sipil Gaza yang dikelola Hamas menyebut jumlah korban tewas lebih besar, dengan 21 orang tewas dan sekitar 150 lainnya luka-luka saat menunggu bantuan.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza mencatat total korban mencapai 516 jiwa dan hampir 3.800 orang terluka saat mencari makanan.
Militer Israel mengklaim bahwa kerumunan warga ditemukan di dekat posisi pasukan di koridor Netzarim, lokasi distribusi bantuan GHF.
Namun, banyak organisasi kemanusiaan dan lembaga PBB menolak bekerja sama dengan GHF karena menilai lembaga tersebut sarat dengan kepentingan militer Israel.
Israel membantah tuduhan melakukan kejahatan perang dan menyalahkan Hamas atas jatuhnya korban sipil karena menjadikan area permukiman sebagai basis operasi. Hamas membantah tuduhan tersebut.