“Sekarang kan apa-apa sudah online. Orang sudah pada males ke pasar langsung. Walau harganya sedikit lebih mahal, tapi kan online dipenuhi promo jadi itu salah satu faktornya juga,” ujarnya.
Omzet Turun Drastis
Sementara pedagang lainnya, Sabrona, 50 tahun, mengeluhkan bahwa omzet hingga sore per hari ini, baru mengantongi Rp230 ribu.
Baca Juga: Harga Cabai dan Sayur di Pasar Tradisional Jakarta Meroket, Dinas KPKP Ungkap Penyebabnya
“Jauh drastis sepinya. Padahal Pasar Ciledug ini sudah lama banget berdirinya dan saya pun sudah hampir 30 tahun di sini," jelasnya.
Tapi enggak menjamin pasar yang lama ada tetap ramai. Sedih lah dari pagi-sore hanya cukup mutar modal yang penting tetap jualan,” katanya.
Pedagang berharap pemerintah daerah turun tangan dengan memberikan solusi konkret.
Baik dari promosi pasar tradisional, subsidi usaha kecil, hingga penyelenggaraan kegiatan ekonomi di area pasar untuk mendongkrak jumlah pengunjung.
"Kita butuh perhatian dari pemerintah. Jangan sampai pasar tradisional semakin ditinggalkan karena lesu begini," ujar Siska.
Meski terus berupaya bertahan di tengah kondisi sulit, para pedagang berharap suara mereka tidak sekadar terdengar, tapi juga ditindaklanjuti.
Di tengah geliat pembangunan dan modernisasi kota, mereka tak ingin pasar tradisional perlahan mati pelan-pelan tanpa perhatian. (CR-1)