POSKOTA.CO.ID - 11 Warga Negara Indonesia (WNI) tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Selasa, 24 Juni 2025, setelah menjalani proses evakuasi mencekam dari Iran.
Mereka adalah gelombang pertama dari total 97 WNI yang terdaftar dalam evakuasi pemerintah Indonesia di tengah konflik Iran-Israel yang memanas.
Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Andy Rachmianto menjelaskan bahwa evakuasi WNI dari Iran ini merupakan perintah langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
"Total ada 97 WNI kita sudah berhasil dievakuasi sesuai perintah Presiden beberapa waktu lalu sejak konflik Iran-Israel terjadi. Hari ini yang pertama ada 11 orang WNI sampai di tanah air," ujar Andy.
Sebanyak 97 WNI yang berhasil dievakuasi tersebut dipindahkan ke Baku, Azerbaijan dari total jumlah tersebut terdapat tiga staf kedutaan dan satu warga negara Iran yang merupakan pasangan WNI.
Meskipun direncanakan 29 orang akan diterbangkan pada tahap pertama, situasi di Timur Tengah yang kembali memanas sehingga hanya 11 WNI yang bisa tiba di Indonesia.
18 WNI lainnya saat ini masih tertahan di Qatar karena penutupan bandara akibat serangan Iran ke markas militer AS.
"Seperti informasi dari berbagai media dan juga laporan dari perwakilan kita di kawasan Teluk, terjadi beberapa gangguan penerbangan internasional, seperti Qatar telah menutup wilayah udaranya selama beberapa jam dan dampaknya adalah gangguan jadwal penerbangan," kata Andy.
Baca Juga: Dampak Serangan AS ke Iran: Proses Evakuasi WNI Alami Kendala
Pengalaman Mencekam Ali Murtado: Berlindung dari Serangan Drone Israel di Iran
Ali Murtado (24), seorang mahasiswa WNI yang dievakuasi, membagikan kesaksian mencekamnya saat berada di Kota Qom, Iran.
"Kondisi di sana cukup mencekam karena ada serangan dari Israel beberapa saat, lalu berhenti, dan kadang-kadang lanjut lagi," kata Ali.
Proses evakuasi via jalur darat yang dilaluinya sempat terhenti mendadak. Serangan drone Israel memaksa Ali dan WNI lainnya untuk segera berlindung di bawah tanah, di lokasi yang telah disiapkan oleh Pemerintah Iran.
"Saya sempat mendengar suara ledakan besar sebanyak dua kali dan mayoritas serangan Israel itu berhasil ditepis Iran," ucapnya.
Baca Juga: Iran Umumkan Akhir Perang 12 Hari Melawan Israel, Ini Pernyataan Resminya
Perjalanan Ali dari Kota Qom menuju Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran, lalu berlanjut ke perbatasan Baku, Azerbaijan, memakan waktu sekitar empat hingga lima hari melalui darat.
"Kami menginap satu hari di gedung KBRI, setelah itu jam 07.00 waktu setempat kami berangkat ke perbatasan Iran-Azerbaijan di wilayah Baku. Di sana kami menginap selama sekitar dua hari baru diterbangkan ke Istanbul lalu ke Jakarta," ujarnya.
Ali menegaskan bahwa total 97 WNI berhasil dievakuasi ke perbatasan Baku, Azerbaijan. Dari jumlah tersebut, 29 orang dijadwalkan pulang di tahap pertama.
Namun, karena kondisi yang semakin tak menentu, hanya 11 WNI yang akhirnya tiba di Indonesia dengan Turkish Airlines (TK 56) pada pukul 17.35 WIB. Sisa 18 WNI lainnya masih menunggu di Qatar akibat penundaan penerbangan.
Baca Juga: Cerita Mahasiswa Indonesia Ungkap Ketegangan saat Dievakuasi dari Iran
Evakuasi Tahap Kedua Segera Dilakukan
Pemerintah Indonesia melalui Kemlu berkomitmen penuh untuk terus mengupayakan evakuasi WNI yang masih berada di Iran.
Andy Rachmianto menyatakan pihaknya terus mendata jumlah WNI untuk evakuasi tahap kedua.
"Yang baru tercatat ada 380-an WNI yang masih di Iran. Jadi pemerintah sudah memutuskan kita akan melakukan evakuasi tahap kedua. Jumlahnya masih terus kita pantau," ucapnya.
"Jumlahnya masih terus kita pantau, karena setiap hari bertambah terus. Tadi dari saudara-saudara kita yang sudah tiba dapat informasi juga, karena mereka saling kontak, ada beberapa teman mereka, saudara-saudara mereka, yang juga masih ada di sana, yang minta ingin dievakuasi," tambahnya.
Baca Juga: 11 WNI dari Iran Tiba di Bandara Soetta setelah Melalui Proses Evakuasi yang Panjang
Pemerintah Indonesia telah membentuk tim antar-kementerian yang siaga 24 jam untuk memantau situasi keamanan di Timur Tengah, menyusul serangan militer Israel dan Amerika terhadap Iran.
"Kita ingin menunjukkan bahwa negara hadir untuk memberikan pelayanan dan bantuan untuk evakuasi warga negara kita, yang saat ini menghadapi masalah di beberapa negara-negara kawasan Timur Tengah. Situasi yang terjadi di sana masih sangat fluid, masih sangat dinamis," ujar Andy.
Sebelas WNI yang tiba di Jakarta berasal dari dua provinsi, yakni Jawa Timur dan Kalimantan Timur.