Menjelang Nobel Perdamaian, Donald Trump Umumkan Gencatan Senjata Iran-Israel Selama 6 Jam

Selasa 24 Jun 2025, 08:59 WIB
Trump Umumkan Gencatan Senjata Iran-Israel selama 6 jam

Trump Umumkan Gencatan Senjata Iran-Israel selama 6 jam

POSKOTA.CO.ID - Pada Senin, 23 Juni 2025 waktu setempat, Presiden Donald Trump menyampaikan pernyataan mengejutkan di media sosial pribadinya. Ia menulis:

"Telah disepakati sepenuhnya antara Israel dan Iran bahwa akan ada GENCATAN SENJATA PENUH DAN TOTAL (dalam sekitar 6 jam dari sekarang, setelah Israel dan Iran menyelesaikan misi akhir mereka yang sedang berlangsung!), selama 12 jam, dan setelah itu perang akan dianggap SELESAI," tulis Trump di media sosial seperti dikutip Poskota Selasa, 24 Juni 2025.

Pengumuman tersebut tidak hanya disambut oleh publik internasional dengan rasa penasaran, namun juga dibagikan ulang oleh Gedung Putih. Unggahan disertai foto Trump sedang memegang topi merah bertuliskan “Trump benar tentang segalanya” menambah aroma politis dari deklarasi tersebut.

Namun hingga artikel ini ditulis, belum ada pernyataan resmi yang datang dari pemerintah Israel maupun Iran. Ini memunculkan tanda tanya besar terkait keabsahan dan implementasi faktual dari gencatan senjata yang dimaksud.

Baca Juga: Ustaz Khalid Basalamah Diperiksa KPK Terkait Dugaan Korupsi Kuota Haji Khusus

Latar Belakang: Perang 12 Hari dan Serangan Udara AS

Trump menamai konflik ini sebagai “Perang 12 Hari”, sebuah istilah yang tampaknya mereferensikan “Perang Enam Hari” pada 1967. Namun kali ini, peristiwa melibatkan dua kekuatan utama di kawasan: Israel dan Iran.

Dalam akhir pekan sebelum pengumuman gencatan senjata, AS melancarkan serangan udara besar-besaran ke tiga fasilitas nuklir utama milik Iran. Serangan ini diklaim berhasil menghancurkan infrastruktur pengayaan uranium yang krusial bagi program senjata nuklir Teheran.

Trump menyebut langkah tersebut sebagai pertaruhan strategis yang berhasil:

"Ini adalah Perang yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun, dan menghancurkan seluruh Timur Tengah, tetapi tidak terjadi, dan tidak akan pernah terjadi!”

Serangan Balasan Iran dan Upaya Penghindaran Eskalasi

Meskipun pengumuman gencatan senjata sudah diunggah, ketegangan masih terlihat nyata. Beberapa jam sebelum pengumuman, Iran meluncurkan 19 rudal ke arah pangkalan militer AS Al Udeid di Qatar. Untungnya, sistem pertahanan berhasil mencegat 18 dari 19 rudal tersebut. Rudal yang berhasil menembus tidak menimbulkan korban maupun kerusakan signifikan.

Trump mengklaim bahwa Iran memberikan “pemberitahuan awal” kepada AS terkait serangan tersebut, dan menyampaikan ucapan terima kasih kepada Teheran atas “pengendalian diri.”

Pernyataan ini mengundang pertanyaan: apakah ini menunjukkan koordinasi di balik layar, atau hanya retorika politik?

Diplomasi, NATO, dan Posisi AS di Timur Tengah

Waktu pengumuman Trump sangat strategis. Ia menyampaikan berita gencatan senjata sehari sebelum keberangkatannya ke KTT NATO di Belanda. Hal ini mengisyaratkan bahwa AS ingin menunjukkan posisinya sebagai kekuatan penengah yang berhasil meredakan konflik berskala regional.

Wakil Presiden JD Vance memperkuat narasi ini dalam wawancara eksklusif di Fox News, menyebut bahwa serangan terhadap situs nuklir Iran adalah “momen penting untuk mengatur ulang seluruh kawasan.”

Vance juga menegaskan bahwa:

“Jika Iran ingin membangun senjata nuklir di masa depan, mereka harus berhadapan dengan militer Amerika yang sangat, sangat kuat lagi.”

Klaim Damai yang Belum Dikonfirmasi: Realitas atau Imajinasi?

Sampai saat ini, baik Iran maupun Israel belum mengeluarkan pernyataan resmi yang membenarkan adanya gencatan senjata. Tidak ada dokumen atau bukti diplomatik yang dipublikasikan ke publik. Ini menciptakan ruang spekulasi: apakah pengumuman Trump adalah manuver politik menjelang pemilihan, atau benar-benar berdasarkan kesepakatan bilateral yang dirahasiakan?

Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengklaim lewat akun X (dulu Twitter) bahwa:

“Trump telah mencapai apa yang tidak dapat dibayangkan oleh presiden lain dalam sejarah pemusnahan program nuklir Rezim Iran, dan gencatan senjata yang belum pernah terjadi sebelumnya antara Israel dan Iran.”

Baca Juga: Nadiem Makarim Jalani Pemeriksaan di Kejagung Selama 12 Jam Terkait Korupsi Laptop

Dampak Jangka Panjang: Stabilitas atau Ancaman Baru?

Jika klaim Trump benar, maka ini akan menjadi terobosan besar dalam konflik Israel-Iran yang sudah berlangsung selama puluhan tahun. Namun banyak analis percaya bahwa pengeboman terhadap situs nuklir tidak menghilangkan ancaman, melainkan dapat memperkuat tekad Iran untuk mencari cara baru dalam mengembangkan senjata pemusnah massal secara sembunyi-sembunyi.

Selain itu, ketidakjelasan mengenai isi dan implementasi gencatan senjata menambah keraguan bahwa ketenangan ini bisa bersifat jangka panjang.

Gencatan senjata antara Israel dan Iran yang diumumkan oleh Donald Trump menjadi headline global, namun masih menyisakan pertanyaan besar terkait substansi dan keberlangsungannya. Retorika politik, kepentingan pemilihan presiden, dan strategi militer bercampur menjadi satu dalam situasi ini.

Apakah ini akan tercatat dalam sejarah sebagai momen perdamaian bersejarah, atau sekadar narasi diplomasi menjelang kampanye presiden? Dunia kini menunggu konfirmasi resmi dari pihak-pihak yang bertikai.


Berita Terkait


News Update