POSKOTA.CO.ID - Indonesia menduduki peringkat teratas di antara negara-negara ASEAN dalam hal jumlah pengangguran.
Dari seluruh provinsi di Tanah Air, Jawa Barat tercatat sebagai wilayah dengan tingkat pengangguran tertinggi secara nasional.
Berdasarkan laporan terbaru dari International Monetary Fund (IMF) dan data Badan Pusat Statistik (BPS), Jawa Barat menyumbang angka pengangguran terbesar.
Hal ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk latar belakang pendidikan, ketimpangan industri, serta kesenjangan keterampilan tenaga kerja.
Baca Juga: Gubernur Pramono Sebut Kemiskinan dan Pengangguran Jadi Tantangan Pemprov Jakarta
Artikel ini akan membahas data terbaru terkait pengangguran di Indonesia dan khususnya di Jawa Barat pada tahun 2025.
Sebelum masuk ke dalam angka-angka tersebut, penting untuk memahami berbagai jenis penyebab pengangguran.
Jenis-Jenis Pengangguran
- Siklikal: Terjadi akibat penurunan aktivitas ekonomi yang berdampak pada permintaan tenaga kerja.
- Struktural: Muncul karena perubahan teknologi yang menggeser jenis pekerjaan tertentu.
- Regional: Disebabkan oleh ketimpangan perkembangan ekonomi antar wilayah.
- Institusional: Dipicu oleh regulasi atau kebijakan yang menghambat penciptaan lapangan kerja.
- Friksional: Dialami oleh pencari kerja baru, misalnya lulusan baru atau pekerja yang sedang berpindah pekerjaan.
- Musiman: Ditemukan pada sektor-sektor yang bergantung pada musim, seperti pertanian atau pariwisata.
Pengangguran Indonesia Tertinggi di ASEAN
Dalam laporan World Economic Outlook edisi April 2024 yang diterbitkan IMF, tingkat pengangguran Indonesia tercatat mencapai 5,2 persen tertinggi di kawasan ASEAN.
Berikut enam negara ASEAN dengan tingkat pengangguran tertinggi
- Indonesia: 5,2 persen
- Filipina: 5,1 persen
- Malaysia: 3,5 persen
- Vietnam: 2,1 persen
- Singapura: 1,9 persen
- Thailand: 1,1 persen
Di tingkat nasional, Provinsi Jawa Barat menjadi penyumbang angka pengangguran terbesar.
Kota Cimahi di Jawa Barat memiliki angka pengangguran tertinggi di provinsi tersebut, mencapai 8,97 persen.
Berdasarkan data BPS, kelompok lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mendominasi angka pengangguran dengan persentase 12,42 persen.