POSKOTA.CO.ID - Stoikisme merupakan sebuah aliran filsafat yang berasal dari Yunani Kuno dan tetap relevan diterapkan dalam kehidupan modern.
Filsafat ini menekankan pentingnya pengendalian diri, penerimaan atas segala sesuatu yang berada di luar kendali individu, dan pencapaian kebahagiaan melalui keutamaan hidup.
Menurut buku "Mengenal Stoikisme: Aliran Filsafat Pengendali Diri dan Pencegah Depresi," Stoikisme berasal dari kata "stoa", yang berarti beranda atau serambi, mengacu pada tempat berkumpul para filsuf untuk berdiskusi di Stoa Poikile, Athena.
Tokoh utama yang dikenal sebagai pendiri Stoikisme adalah Zeno dari Citium, yang mengajarkan bahwa kehidupan bahagia bergantung pada keharmonisan antara rasio dan alam.
Filsafat ini kemudian dikembangkan oleh tokoh-tokoh besar lainnya seperti Chrysippus dari Soli, Cleanthes dari Assos, Seneca, Epictetus, dan Marcus Aurelius.
Masing-masing tokoh memberikan kontribusi penting dalam memperkaya ajaran Stoikisme, dari aspek logika hingga etika praktis.
Salah satu konsep utama dalam Stoikisme adalah pemisahan antara hal-hal yang dapat kita kendalikan dan yang tidak.
Prinsip ini mengajarkan bahwa penderitaan bukan disebabkan oleh kejadian itu sendiri, melainkan oleh penilaian atau persepsi kita terhadapnya.
Panduan Stoikisme dalam Kehidupan Sehari-Hari
Stoikisme menawarkan sejumlah prinsip praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:
1. Fokus pada Apa yang Bisa Dikendalikan
Stoikisme mengajarkan bahwa kita hanya bertanggung jawab atas pikiran dan tindakan kita. Tindakan orang lain, keadaan, atau masa lalu bukanlah hal yang bisa kita ubah, sehingga sebaiknya diterima dengan lapang dada.
2. Mengelola Emosi
Dengan memahami bahwa emosi muncul dari persepsi kita, Stoikisme membantu kita mengelola respons emosional secara lebih rasional. Ini sangat bermanfaat dalam menghadapi tekanan, kegagalan, atau konflik interpersonal.
3. Berpikir Realistis dan Antisipatif
Stoikisme mendorong kita untuk menghadapi kenyataan secara apa adanya. Dengan ekspektasi yang realistis dan kesiapan menghadapi kemungkinan terburuk, seseorang akan lebih tangguh menghadapi berbagai tantangan.
Baca Juga: 7 Ciri-ciri Ini Menandakan Kesehatan Mentalmu Mulai Baik, Nomor 4 Sering Terlewat!
4. Mencapai Eudaimonia
Konsep Eudaimonia, yang diperkenalkan oleh Plato dan diteruskan oleh para Stoik, merujuk pada hidup yang dijalani dengan kebajikan sebagai nilai tertinggi. Artinya, kebahagiaan sejati hanya dapat diraih dengan hidup secara bermoral, sederhana, dan berintegritas.
Stoikisme untuk Kesehatan Mental
Dalam konteks modern, Stoikisme sering diterapkan sebagai metode untuk menjaga kesehatan mental.
Di tengah dunia yang penuh tekanan dan ketidakpastian, filosofi ini mengajarkan cara membentuk ketangguhan mental (resilience) melalui refleksi diri, penerimaan, dan disiplin batin.
Beberapa manfaat utama Stoikisme terhadap kesehatan mental antara lain:
- Membantu mengelola stres dan kecemasan
- Menumbuhkan rasa syukur terhadap hal-hal sederhana
- Membentuk mental yang tahan banting terhadap kritik dan kegagalan
- Mengurangi kemelekatan terhadap hasil atau harapan
Hal ini sesuai dengan pendapat Epictetus, seorang filsuf Stoik yang juga mantan budak, yang mengatakan, "Kebahagiaan dan kebebasan dimulai dari pemahaman yang jelas tentang satu prinsip: Beberapa hal berada dalam kendali kita, dan beberapa tidak."