POSKOTA.CO.ID - Dalam kehidupan modern yang serba cepat, stres, depresi, dan kecemasan bukanlah hal asing. Ketiga kondisi ini bahkan menjadi epidemi mental baru di masyarakat urban.
Meski banyak pendekatan modern yang ditawarkan, konsep-konsep kuno tetap relevan, salah satunya dari tokoh besar dunia Islam, Ibnu Sina (Avicenna), seorang ilmuwan, dokter, dan filsuf.
Menurut Ibnu Sina, kesehatan jiwa bukan sekadar ketiadaan penyakit mental, melainkan kondisi harmonis antara akal, emosi, tubuh, dan spiritualitas.
Dalam risalah-risalahnya, ia menguraikan bahwa gangguan mental dapat diatasi dengan empat pendekatan terpadu: keterlibatan sosial, logika dan ilmu pengetahuan, keseimbangan jasmani-rohani, dan terapi spiritual.
1. Aktif Berbuat Baik sebagai Terapi Diri
Ketika seseorang mengalami kecemasan, stres, atau perasaan tidak berharga, solusi pertama yang ditawarkan adalah keterlibatan dalam aktivitas sosial yang bermanfaat.
Dalam psikologi modern, ini dikenal sebagai terapi makna, yakni memulihkan rasa diri melalui kontribusi terhadap orang lain. Menurut Ibnu Sina, tindakan baik terhadap sesama tak hanya memperbaiki kondisi sosial, tetapi juga memperkuat self-esteem atau harga diri.
"Dengan berbuat baik kepada orang lain, sesungguhnya kita sedang berbuat baik terhadap diri sendiri," ujar Ibnu Sina.
Rasa bahwa hidup memiliki manfaat dan nilai secara langsung mampu meredakan tekanan mental. Aktivitas kecil seperti membantu teman, menjadi relawan, atau sekadar mendengarkan cerita orang lain, dapat memberi dampak signifikan terhadap kestabilan emosi.
Baca Juga: 7 Ciri-ciri Ini Menandakan Kesehatan Mentalmu Mulai Baik, Nomor 4 Sering Terlewat!
2. Terapi Mental: Logika, Ilmu Pengetahuan, dan Filsafat
Ibnu Sina menekankan pentingnya membangun daya pikir jernih dan rasional. Terapi mental yang ia usulkan mencakup tiga hal: logika, ilmu, dan filsafat. Logika diperlukan untuk menyaring pikiran negatif yang tidak berdasar.
Misalnya, rasa cemas berlebihan tentang masa depan dapat ditepis melalui logika bahwa hal tersebut belum tentu terjadi.
Ilmu pengetahuan berfungsi memberi pemahaman tentang realitas. Pemahaman ini membuat seseorang merasa lebih siap menghadapi berbagai situasi hidup, karena ia tahu apa yang sedang terjadi dan bagaimana cara meresponsnya.
Filsafat memberikan landasan makna. Orang yang tahu tujuan hidupnya akan lebih tahan terhadap tekanan. Tanpa tujuan yang jelas, individu mudah terombang-ambing oleh perasaan putus asa dan kehilangan arah.
Baca Juga: Stoikisme: Filsafat Kuno untuk Ketangguhan Mental dan Kebahagiaan Hidup
3. Menyeimbangkan Jasmani dan Rohani
Konsep kesehatan holistik Ibnu Sina melibatkan keharmonisan antara tubuh dan jiwa. Dalam pandangan beliau, emosi negatif yang tidak terkelola dapat memicu gangguan fisik.
Hal ini kemudian dikenal dalam dunia medis modern sebagai psikosomatik, yaitu keluhan fisik yang disebabkan oleh gangguan psikologis.
Sebaliknya, tubuh yang lelah atau tidak sehat juga berdampak pada kestabilan mental. Maka, menjaga pola tidur, asupan gizi, dan aktivitas fisik adalah langkah dasar yang tidak bisa diabaikan.
Ibnu Sina juga memperkenalkan kategori kesehatan antara sehat total dan sakit. Menurutnya, ada kondisi tengah, yakni "laisat bi sikhhah wa la maradh" bukan sehat tapi belum sakit.
Kondisi ini bisa menjadi sinyal awal terganggunya keseimbangan mental atau fisik dan perlu diwaspadai.
4. Terapi Spiritual: Doa, Zikir, dan Meditasi
Dimensi terakhir adalah spiritualitas. Menurut Ibnu Sina, manusia memiliki fitrah religius dan nurani yang mendalam.
Kehilangan koneksi spiritual seringkali menyebabkan kekosongan batin dan krisis makna. Ini yang dalam terminologi modern dikenal sebagai spiritual crisis.
Solusi Ibnu Sina mencakup tiga terapi spiritual utama: doa sebagai pengakuan akan keterbatasan manusia dan memohon pertolongan Tuhan, zikir sebagai penguatan kesadaran akan kehadiran Tuhan dalam kehidupan, dan meditasi (atau dalam Islam dikenal dengan uzlah dan tafakur) sebagai cara menenangkan pikiran dan memperdalam perenungan diri.
Empat langkah tersebut diuraikan Fahrudin Faiz dalam sesi Ngaji Filsafat dan diunggah kembali melalui video YouTube Hidup dan Filsafat. Semoga informasi yang dibagikan ini bisa bermanfaat.