Adakah elit politik yang demikian? Jawabnya kembali kepada publik yang memberi penilaian, karena rakyatlah yang menjadikannya ia sebagai elite politik, pemegang kekuasaan dan jabatan.
Baca Juga: Kopi pagi: Selamatkan Lingkungan Kita
Yang hendak kami sampaikan , di era sekarang, di tengah gelora membangun banga dan negara, hendaknya para elite politik siapa pun dia, dari faksi apa pun dan partai manapun, hendaknya lebih mengendalikan syahwat politik pribadinya, jangan sampai dominan, menjadi liar dan destruktif.
Kendalikan syahwat politik dengan hati nurani, nalar kritis dan akal sehat, serta nilai – nilai luhur yang beradab sebagaimana tercermin dalam falsafah bangsa kita.
Dengan begitu mereka yang terjun ke dunia politik adalah untuk membuka ladang pengabdian dan amal saleh yang subur bagi kehidupannya, keluarganya, anak cucunya kelak.
Kita tentu tak ingin politik menjadi sumber petaka bagi mereka yang tidak mampu dan bertanggung jawab.
Kita tentu tak berharap politik menjadi ajang perebutan tahta semata bagi para petualang.
Sejatinya politik bukan sesuatu yang buruk. Ibarat pisau bermata dua, bisa baik dan buruk.
Menjadi baik jika berada di tangan orang – orang tepat, mampu dan cakap (kapabel). Menjadi baik jika politik ( kekuasaan ) diperoleh dengan cara – cara yang benar (akseptabel) serta dipergunakan untuk sebesar – besar kemakmuran dan kesejahteraan rakyat (responsible).
Baca Juga: Kopi Pagi: Rela Berkorban, Kenapa Tidak
Dalam percaturan politik dapat kita saksikan begitu banyak yang memiliki kapabilitas, tetapi ada sementara yang memperoleh kekuasaan secara tidak wajar dan tidak benar.
Begitu juga kekuasaan yang diraih, tidak digunakan sebagaimana mestinya, bahkan disalahgunakan, kadang dimanfaatkan untuk membangun oligarki. Jika, tidak korupsi.