Ini yang harus diwaspadai, diantisipasi dan wajib dihindari, mengingat keduanya sama buruknya bagi kemajuan bangsa dan negara.
Oligarki bagaikan sebuah konstitusi yang penuh dengan banyak penyakit seperti digambarkan Plato, filsuf Yunani.
Mencari kekuasaan tidaklah dilarang, tetapi hendaknya tidak dilakukan secara instan dengan menghalalkan segala cara.
Gunakan tahta untuk kemaslahatan umat, bukan keuntungan kerabat dekat, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.
Begitu juga menjadi petualang politik tidak pula dilarang, tetapi hendaknya tidak merusak tatanan dengan memaksakan kehendak.
Jadilah petualang yang memberikan manfaat bagi umat, tak ubahnya petualang rimba, penjelajah alam, wisata budaya dan kuliner yang mengeksplorasi kearifan lokal menjadi kekuatan nasional.
Baca Juga: Kopi Pagi: Indahnya Saling Berbagi
Pepatah Jawa mengatakan “ikuti cakra manggilingan” – yang artinya tidak memaksakan kehendak untuk mendapatkan apa yang diinginkan sesuai kehendaknya sendiri, terabas sana sini. Namun harus sabar menunggu waktu yang tepat
Dalam konteks kehidupan sehari-hari, artinya kita tidak bisa memaksakan kehendak kita untuk mendapatkan apa yang kita inginkan pada waktu yang kita tentukan sendiri, namun harus sabar menunggu waktu yang sudah ditentukan.
Itulah roda kehidupan, bukan roda petualangan politik. (Azisoko)