Proyek ini diyakini akan membawa multiplier effect terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah Malang dan sekitarnya. Beberapa dampak positif yang diprediksi antara lain:
- Peningkatan konektivitas antara Kota Malang, Kepanjen, dan wilayah pesisir selatan.
- Pertumbuhan kawasan industri dan wisata di sepanjang jalur tol.
- Peningkatan nilai properti dan daya tarik investasi di Kabupaten Malang.
- Pemangkasan waktu tempuh, dari yang semula bisa mencapai satu jam lebih via jalur arteri, menjadi sekitar 20–30 menit saja.
Namun di sisi lain, tantangan besar seperti pembebasan lahan, resettlement warga terdampak, dan potensi kerusakan lingkungan tetap harus dikelola secara transparan dan adil agar pembangunan berjalan berkelanjutan.
Anggaran dan Strategi Pembebasan Lahan
Pembebasan lahan menjadi salah satu fase paling krusial dan sensitif dalam pembangunan tol. Berdasarkan estimasi, anggaran untuk keperluan ini akan menyedot sekitar Rp2 hingga Rp3 triliun, atau sekitar 20–30% dari total nilai proyek.
Lokasi-lokasi yang akan terkena dampak pembebasan lahan belum dipublikasikan secara resmi, seiring masih berjalannya pemetaan jalur oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dan Direktorat Jenderal Bina Marga.
Biasanya, proses ini mencakup:
- Inventarisasi dan identifikasi lahan milik warga
- Sosialisasi hak dan kewajiban pemilik tanah
- Penilaian harga oleh tim appraisal independen
- Pembayaran ganti rugi secara bertahap
Pemerintah berkomitmen menjalankan proses ini secara adil, dengan prinsip menghindari konflik sosial dan menjamin hak warga secara utuh.
Pembangunan 2028: Menanti Momentum Baru Infrastruktur Malang
Meski 2028 masih beberapa tahun lagi, namun geliat pembangunan infrastruktur ini menjadi sinyal kuat bahwa wilayah selatan Jawa Timur tidak lagi dipandang sebagai kawasan pinggiran.
Pemerintah pusat mendorong pemerataan pembangunan dengan menjadikan Tol Malang–Kepanjen sebagai bagian dari sistem jalan tol nasional yang lebih luas.
Jika terlaksana tepat waktu, tol ini akan menjadi bagian penting dari konektivitas antar wilayah:
- Menghubungkan Malang–Blitar–Lumajang
- Menopang akses menuju pesisir selatan (JLS)
- Mengurangi beban lalu lintas Kota Malang dan Kepanjen
Dengan posisi strategis tersebut, Tol Malang–Kepanjen diproyeksikan menjadi pengungkit transformasi ekonomi regional, layaknya tol-tol lain seperti Tol Solo–Jogja atau Tol Trans Sumatera.
Baca Juga: Link Pendaftaran SPMB Kota Bekasi 2025 Eror Hari Ini? Klik Tautan dari Website Resmi
Dukungan Gubernur dan Pemerintah Pusat
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, turut menyambut baik proyek ini. Beliau menilai, pembangunan infrastruktur berbasis konektivitas antarwilayah sangat penting dalam menunjang potensi lokal Malang Raya, baik dari sektor pendidikan, pariwisata, hingga agribisnis.