Insiden ini terjadi dalam periode padat yaitu musim haji 2025, di mana ribuan jemaah dari Indonesia melakukan penerbangan menuju atau pulang dari Tanah Suci. Oleh karena itu, otoritas penerbangan mengingatkan pentingnya kerja sama seluruh elemen, termasuk masyarakat dan maskapai, untuk meningkatkan kewaspadaan.
Kejadian pada penerbangan SVA 5688 menjadi refleksi bahwa ancaman terhadap penerbangan, meskipun hoaks, tidak bisa dianggap enteng. Dalam situasi genting, sinergi antara TNI AU, tim penjinak bom, kepolisian, otoritas bandara, serta maskapai menjadi kunci penyelamatan.
Keselamatan 387 jiwa bukan hanya bergantung pada teknologi, tetapi pada ketepatan respons manusia. Indonesia patut berbangga memiliki sistem pertahanan udara dan sipil yang mampu menangani situasi berisiko tinggi dengan tenang dan profesional.