Profil Agus Jabo Priyono yang Viral Usai Sebut Anak Orang Miskin Pasti Miskin, Segini Total Kekayaannya

Jumat 20 Jun 2025, 16:22 WIB
Siapa Agus Jabo Priyono Wamensos yang sebut orang tua miskin anaknya pasti miskin? Simak profilnya. (Sumber: Pexels)

Siapa Agus Jabo Priyono Wamensos yang sebut orang tua miskin anaknya pasti miskin? Simak profilnya. (Sumber: Pexels)

POSKOTA.CO.ID - Agus Jabo Priyono, Wakil Menteri Sosial Republik Indonesia, tengah menjadi pusat perhatian publik setelah pernyataannya yang mengundang perdebatan luas.

Dalam sebuah kunjungan kerja ke SD Swasta Kresna, Cililitan, Jakarta Timur, Agus menyampaikan data kemiskinan nasional sembari mengaitkan status ekonomi orang tua dengan masa depan anak-anak mereka.

"Jika orang tuanya miskin, maka anaknya sudah dipastikan miskin," begitulah pernyataann Agus Jabo Priyono yang menjadi viral dan banyak disorot warganet.

Bukan tanpa alasan, pernyataan ini merujuk pada data yang menunjukkan 64,46 persen anak dari keluarga miskin tetap berada dalam kemiskinan.

Baca Juga: Jerinx SID Soroti Ekspansi WNA dan Budaya Korup di Bali, Warganet: Sudah Mengalami Rusiafikasi

Ungkapan tersebut menuai beragam reaksi, mulai dari dukungan hingga kritik tajam dari warganet dan pengamat kebijakan sosial.

Menurut Agus, tingkat pendidikan yang rendah merupakan salah satu akar dari kemiskinan yang turun-temurun.

Ia menyebut bahwa 74,51 persen penduduk miskin Indonesia hanya mengenyam pendidikan hingga Sekolah Dasar (SD).

Data ini mengacu pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) milik Kementerian Sosial yang merupakan acuan dalam penyusunan kebijakan sosial.

Baca Juga: Harga Mobil Rolls-Royce Berapa? Intip Biaya Pesta Ngunduh Mantu Al Ghazali yang Dihelat Ahmad Dhani

"Pendidikan adalah faktor penting yang menentukan kesejahteraan masyarakat. Jika pendidikan rendah, maka peluang memperbaiki taraf hidup juga rendah," tegasnya.

Kekayaan Rp3,18 Miliar

Pernyataan Agus Jabo kemudian menimbulkan rasa penasaran publik mengenai latar belakang dan kekayaan pribadinya.

Berdasarkan data dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tahun 2024 yang dilaporkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), total kekayaan Agus Jabo Priyono tercatat sebesar Rp3.181.576.786.

Rinciannya meliputi harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan di sejumlah daerah, kendaraan bermotor, serta kas dan setara kas.

Meskipun jumlah ini tergolong wajar bagi seorang pejabat publik, namun pernyataan Agus membuat publik lebih kritis terhadap konsistensi narasi pejabat terhadap realita sosial masyarakat.

Baca Juga: Tangis Seorang Ayah, Richard Daguise Ikhlas Lepas Alyssa Menikah dengan Al Ghazali, Tapi Ada Pesan Mengharukan

Profil Singkat Agus Jabo Priyono

Agus Jabo Priyono lahir di Magelang, Jawa Tengah pada 16 Mei 1969. Ia menempuh pendidikan dasar di SDN Pancar Salaman Magelang (1976–1982).

Kemudian dilanjutkan ke SMPN 8 Salaman (1982–1985), lalu melanjutkan ke SMAN 8 Semarang (1985–1988).

Pendidikan tingginya diselesaikan di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1990.

Selama masa kuliah, Agus aktif dalam berbagai organisasi pergerakan mahasiswa yang menjadi cikal bakal peranannya di dunia politik.

Perjalanan Politik

Agus dikenal sebagai aktivis sejak era reformasi. Ia menjabat sebagai Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik (PRD) selama satu dekade (2010–2020), sebuah partai yang dikenal vokal terhadap isu keadilan sosial dan demokrasi.

Setelah itu, ia mendirikan Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) pada tahun 2021 dan menjabat sebagai ketua umumnya hingga kini.

Partai Prima sempat menjadi sorotan setelah menggugat Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan menuntut penundaan Pemilu 2024 karena dianggap tidak inklusif terhadap partai baru.

Meski gugatan tersebut ditolak, langkah hukum tersebut mempertegas komitmen politik Agus terhadap reformasi pemilu.

Kontroversi iPad hingga Sekolah Rakyat

Sebelumnya, Agus Jabo juga sempat menjadi sorotan ketika menyatakan bahwa Sekolah Rakyat (program pendidikan berbasis komunitas) sudah tidak lagi menggunakan buku dan papan tulis, melainkan iPad.

Pernyataan itu memancing respons sinis dari netizen yang menilai tidak semua anak dari kalangan bawah mampu mengakses teknologi canggih untuk belajar.

Namun, Agus tetap menekankan bahwa teknologi digital merupakan keniscayaan dalam pendidikan masa kini dan bahwa pemerintah seharusnya memfasilitasi kesetaraan akses digital bagi seluruh siswa.


Berita Terkait


News Update