Ilustrasi seorang laki-laki sedang melakukan meditasi. (Sumber: PXHere)

GAYA HIDUP

Strategi Mental Premortem Thinking, Kunci Tetap Tenang dalam Keadaan Penuh Tekanan

Rabu 18 Jun 2025, 12:39 WIB

POSKOTA.CO.ID – Pada Oktober 2024 di Trichy, India, sebuah kejadian luar biasa terjadi dalam dunia penerbangan. Sebuah penerbangan charter TR lepas landas dengan membawa 141 penumpang dan empat bayi. Namun, tak lama setelah pesawat mengudara, pilot menyadari ada kegagalan sistem hidrolik. Roda pendaratan tak kunjung bisa ditarik ke dalam. Situasi menjadi sangat krusial, jika roda pendaratan bermasalah, maka saat mendarat bisa berujung pada ban rusak, bahkan kehilangan kendali penuh.

Namun, alih-alih panik, para pilot justru mengambil keputusan dengan tenang dan terukur. Mereka memutuskan untuk terus terbang selama dua jam, berputar-putar di langit Trichy.

Mengapa? Karena pesawat tidak bisa mendarat dengan tangki bahan bakar penuh. Beratnya terlalu berisiko. Dan karena tidak memiliki sistem pembuangan bahan bakar di udara, satu-satunya cara untuk menguranginya adalah dengan membakar bahan bakar selama penerbangan.

Selama dua jam yang menegangkan, para penumpang berada dalam kondisi cemas dan penuh ketidakpastian. Tapi para pilot? Tetap tenang dan profesional. Tak ada kepanikan, tak ada keputusan tergesa-gesa. Fokus mereka hanya satu, yakni solusi. Hingga akhirnya, roda pendaratan berhasil dikeluarkan tepat waktu dan pendaratan dilakukan dengan sempurna. Semua penumpang selamat.

Baca Juga: Tips Keluar dari Zona Nyaman untuk Meningkatkan Kualitas Hidup dan Kesehatan Mental, Apa Sebenarnya yang Dimaksud Zona Nyaman?

Apa Rahasia Keteguhan Mental Mereka?

Menurut mental health advocate Gayathri Arvind, ada satu konsep penting yang menjawab pertanyaan ini, premortem thinking. Ini adalah cara berpikir yang diajarkan kepada para profesional kelas atas, pilot, pemimpin militer, atlet elit, hingga pengusaha sukses.

“Premortem thinking adalah proses membayangkan semua hal buruk yang bisa terjadi sebelum benar-benar terjadi, lalu merancang solusi untuk setiap kemungkinan itu,” jelas Gayathri, dikutip oleh Poskota dari kanal YouTube Abhasa - Mental Health pada Rabu, 18 Juni 2025.

Para profesional ini tahu bahwa dalam situasi tekanan tinggi, otak tidak punya waktu untuk berpikir jernih. Maka mereka tidak bergantung pada harapan atau sekadar 'tetap tenang'.

Mereka berlatih menghadapi kegagalan. Mereka mengantisipasi setiap kemungkinan, dan yang lebih penting, mereka sudah punya solusi sebelum masalah terjadi.

Contohnya:

Karena mereka telah mengulang skenario-skenario ini berkali-kali dalam pelatihan dan pikiran mereka, ketika krisis benar-benar datang, mereka tidak perlu berpikir panjang—mereka tinggal mengeksekusi.

Baca Juga: Bahaya Emosi Amarah dan Egoisme bagi Kesehatan Mental, Begini Penjelasan Pakar

Bukan Hanya untuk Pilot, tapi untuk Semua Orang

Konsep ini tidak hanya berlaku di kokpit pesawat. Seorang CEO, misalnya, tidak menunggu krisis menghantam perusahaan.

Ia sudah punya rencana cadangan untuk setiap kemungkinan terburuk. Saat krisis datang, ia tidak panik. Ia langsung bergerak sesuai rencana.

Begitu juga dengan atlet elit dan pemimpin militer. Mereka sukses bukan karena tak pernah gagal, tapi karena sudah siap bahkan sebelum kegagalan datang.

Bagaimana Kalau Anda Menerapkannya dalam Hidup?

Coba bayangkan. Hidup sering kali melemparkan masalah tak terduga kepada kita seperti pengeluaran mendadak, kehilangan pekerjaan, krisis kesehatan, atau hubungan yang retak. Kebanyakan orang baru bereaksi setelah masalah muncul.

Tapi bagaimana jika Anda selalu satu langkah lebih maju? Bagaimana rasanya jika Anda sudah punya rencana bahkan sebelum masalah datang?

Baca Juga: Apa Saja Rutinitas Malam yang Benar untuk Meningkatkan Kesehatan Mental dan Kualitas Tidur? Begini Penjelasannya

Langkah-langkah Menerapkan Premortem Thinking:

Baca Juga: 5 Tanda Anda Memerlukan Batasan Personal dengan Orang Lain untuk Menjaga Kesehatan Mental

Rancang Solusi Sejak Awal

Kedengarannya sederhana, bukan? Tapi kalau memang sesederhana itu, pasti semua orang sudah hidup tanpa stres. Nyatanya tidak. Inilah kekuatan premortem thinking—strategi kecil yang dampaknya besar.

Dengan premortem thinking, Anda akan:

Dan semua itu hanya karena satu hal, yakni strategi berpikir yang benar.

Tags:
pengembangan dirikesehatan mentalmanajemen strespremortem thinking

Muhamad Arip Apandi

Reporter

Muhamad Arip Apandi

Editor