POSKOTA.CO.ID - Penyalahgunaan narkotika tidak hanya memiliki dampak buruk bagi kesehatan fisik, namun juga psikis. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui hal ini.
Di Indonesia, ada cukup banyak kasus penyalahgunaan narkoba. Mulai dari warga biasa, publik figur, pejabat, bahkan hingga oknum petugas kepolisian pun beberapa pernah terjerat kasus ini.
Ada yang menggunakan narkoba hanya sekedar untuk bersenang-senang, menambah stamina bagi mereka ayang memiliki banyak pekerjaan, hingga sebagai pelepas stres.
Baca Juga: Ketahui 3 Jenis Gangguan Mental beserta Gejala dan Penyebabnya
Padahal, penggunaan narkoba, apalagi secara berlebihan justru dapat menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan mental pada penggunanya.
Bukannya membaik, pengguna narkoba justru bisa semakin merasa stres dan tertekan. Apalagi bagi mereka yang sudah berada di tahap pecandu.
Berikut ini beberapa jenis Maslaah kesehatan mental yang dapat menimpa para pengguna narkoba.
Cara Narkoba menyebabkan Masalah Kesehatan Mental Seseorang
Merangkum informasi dari laman resmi Kemenkes, narkoba memiliki pengaruh dalam mempercepat ataupun memperlambat sistem saraf pusat otak.
Sejumlah zat yang terkandung dalam narkoba akan memengaruhi batang otak, sistem limbik, dan korteks serebral.
Hal ini lah yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan suasana perasaan, pikiran, hingga perilaku orang yang menggunakannya.
Oleh karenanya, semakin sering narkoba digunakan dan semakin kecanduan seseorang terhadap narkoba, maka fungsi otak akan terganggu yang pada akhirnya menyebabkan sejumlah masalah kesehatan fisik dan juga mental.
Jenis Gangguan Mental Akibat Narkoba
Setidaknya ada empat jenis gangguan kejiwaan ayng bakal menimpa seseorang jika kecanduan narkoba, seperti dikutip dari laman resmi Kemenkes.
1. Depresi
Beberapa studi menunjukkan bahwa narkoba golongan opioid dapat memberikan efek euforia semu yang bersifat sesaat akibat rangsangan di otak.
Jika digunakan berlebihan, obat ini akan membuat penggunanya memiliki toleransi rasa bahagia sehingga membutuhkan lebih banyak obat lagi.
Apabila hal ini tidak terpenuhi, maka lama kelamaan akan menimbulkan perasaan murung, sedih, tidak puas diri, depresi hingga resiko bunuh diri.
2. Skizophrenia
Pada penggunaan ganja, bahan kimia psikoaktif dalam ganja yaitu delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) berinteraksi dengan reseptor di otak yang menimbulkan gangguan.
Gangguan yang timbul berupa, gangguan keterampilan motorik, perubahan suasana hati, distorsi waktu, penurunan memori, dan kesulitan berpikir serta memecahkan masalah.
Penggunaan ganja dapat menimbulkan paranoid, gejala psikotik seperti pemikiran tidak teratur (disorganized), halusinasi, dan delusi. Jika digunakan dalam jangka panjang, maka dapat menyebabkan Skizofrenia.
3. Gangguan bipolar
Penggunaan narkoba dapat memicu ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga mempengaruhi kerja otak.
Kokain dan sabu (metamfetamin) secara cepat meningkatkan kadar dopamine pada otak sehingga menimbulkan euphoria.
Setelah efek obat hilang maka penggunanya akan merasa sangat lelah, lapar, mudah tersinggung, bingung secara mental dan depresi. Penggunaan jangka panjang kokain dan sabu dapat menyebabkan paranoia.
4. Demensia
Penggunaan ganja mengakibatkan perubahan pada fungsi kognitif seseorang, dengan gejala defisit dalam pembelajaran verbal, penurunan daya ingat (memori) dan perhatian.
Ekstasi (MDMA) dan sabu yang merupakan zat stimulansia yang merusak sistem dopamin di otak, sehingga menimbulkan masalah dengan memori dan proses pembelajaran, gerakan dan regulasi emosional.
Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan pengguna mengalami halusinasi, kecemasan, kebingungan dan penurunan daya ingat.