Gustiwiw meninggal dunia setelah mengeluh pusing dan terjatuh di kamar mandi saat menginap di Lembang, Bandung. Saat ditemukan, ia sudah tidak memiliki denyut nadi.
"Sempat kata temannya pusing, terus setelah dokter diagnosis tensinya tinggi terus jadi jantung," ungkap Sri Yulianti.
Sang ibu mengaku awalnya tidak percaya saat menerima kabar duka tersebut.
"Ini memang mendadak, makanya saya gak percaya waktu ditelepon tadi sekitar jam 7-an (pagi), saya gak percaya. Saya bahkan video call sama dokternya, saya gak nangis," kisahnya.
Meski sempat berharap ada keajaiban, kenyataan pahit harus dihadapinya.
"Walaupun dibilangin di kamar mandi itu sudah enggak ada nadinya, tapi saya tetap positive thinking. Boleh dong sebagai manusia berharap, namanya seorang ibu ya, saya berharap ada keajaiban Allah. Tapi ternyata setelah saya datang ke sana, itu benar-benar enggak ada dan saya enggak percaya," tuturnya.
Tak Ada Tanda Bahaya Sebelumnya
Sri Yulianti mengungkapkan bahwa Gustiwiw tidak menunjukkan gejala sakit serius sebelumnya. Beberapa hari sebelum kepergiannya, ia masih aktif membicarakan rencana pekerjaan dan kegiatannya.
"Enggak ada tanda apa pun, enggak ada tanda tersirat. Makanya saya kayak enggak percaya," kata Sri.
Ia hanya sempat mengingatkan Gustiwiw untuk menjaga pola makan karena risiko tekanan darah dan kolesterol.
"Saya cuma bilang, jaga pola makan ya Mas. Ini saya bilang sama teman semua ya, harus jaga pola makan karena tensi, kolesterol, asam urat, itu semuanya dari kelebihan berat badan," ujarnya.
Mengenang Jejak Karier Gustiwiw
Gusti Irwan Wibowo, lahir di Bekasi pada 28 November 1999, adalah putra dari mendiang Timur Priyono, penulis lagu legendaris di balik hits Yang Penting Happy. Mengikuti jejak sang ayah, Gustiwiw berkarier sebagai musisi dan produser berbakat.