Seneca: Hidup Anda Bisa Runtuh Jika Terlalu Tergantung pada Penilaian Orang Lain

Senin 16 Jun 2025, 12:46 WIB
Filsuf Romawi Stoik, Seneca, mengajarkan pentingnya kebebasan batin dan hidup yang autentik nasihat bijak yang semakin relevan di tengah tekanan media sosial saat ini. (Sumber: Pinterest)

Filsuf Romawi Stoik, Seneca, mengajarkan pentingnya kebebasan batin dan hidup yang autentik nasihat bijak yang semakin relevan di tengah tekanan media sosial saat ini. (Sumber: Pinterest)

POSKOTA.CO.ID - Di tengah gemuruh suara-suara dari luar, tak mudah untuk benar-benar mendengar suara dari dalam diri. Seneca, seorang filsuf besar dari zaman Romawi Kuno, telah sejak lama memperingatkan manusia akan bahaya menggantungkan hidup pada pendapat orang lain.

Menurutnya, ketergantungan semacam ini adalah bentuk perbudakan psikologis yang menggerogoti kebebasan sejati seseorang.

Pandangan Seneca ini tetap bergema kuat hingga hari ini. Dalam dunia yang semakin bising oleh media sosial dan opini publik, kebijaksanaan Stoik menjadi mercusuar bagi mereka yang ingin menjalani hidup dengan lebih damai dan otentik.

Baca Juga: Viral Lagi Video Lawas Maia Estianty Ditanya Soal Mulan Jameela: Perempuan Itu Ngaku ke Saya

Ketergantungan pada Opini: Jalan Menuju Kehilangan Diri

Seneca mengajarkan bahwa terlalu fokus pada apa yang orang lain pikirkan hanya akan mengikis kebebasan batin. Orang yang hidup berdasarkan pengakuan orang lain, kata Seneca, bukanlah manusia bebas. Ia menyerahkan kontrol emosinya pada hal yang di luar dirinya.

Dalam Letters to Lucilius, Seneca menulis: "He who follows another not only finds nothing, but does not even seek to find anything." Ia mengingatkan bahwa menyesuaikan diri terus-menerus dengan ekspektasi orang lain membuat kita kehilangan arah dan jati diri.

Contoh Aktual:

Bayangkan seseorang yang terus-menerus mengatur hidupnya agar sesuai dengan citra yang diharapkan di media sosial—selalu bahagia, sukses, dan menarik. Ketika citra itu tidak lagi dapat dipertahankan, maka kegelisahan, stres, bahkan depresi bisa menjadi akibatnya.

Kemandirian Pikiran: Kunci Hidup yang Bahagia

Seneca menempatkan kemandirian pikiran sebagai fondasi utama kebahagiaan. Menurutnya, kebahagiaan tidak datang dari pujian atau validasi eksternal, melainkan dari ketenangan batin dan penerimaan diri.

Dalam filsafat Stoik, setiap individu memiliki kendali atas pikirannya sendiri. Ini adalah sumber kekuatan terbesar yang bisa dimiliki manusia. Dalam konteks modern, ini berarti kemampuan untuk mengatakan "tidak" pada standar sosial yang tidak sesuai dengan nilai pribadi, atau memilih jalur hidup meskipun tidak populer.

Kutipan Seneca:

"You act like mortals in all that you fear, and like immortals in all that you desire."
(Ungkapan ini menyindir kecenderungan manusia yang takut dihakimi orang lain, padahal mereka menginginkan segalanya seakan hidup selamanya.)

Risiko Kehilangan Jati Diri

Salah satu dampak terbesar dari hidup berdasarkan opini eksternal adalah kehilangan identitas sejati. Seseorang yang terlalu banyak menyesuaikan diri akan mengalami kebingungan identitas. Ia tidak lagi tahu apa yang benar-benar diinginkan, disukai, atau dibutuhkan oleh dirinya sendiri.

Seneca memperingatkan bahwa hidup seperti ini adalah bentuk kematian perlahan. Ia menekankan pentingnya tetap setia pada prinsip pribadi meskipun tidak sesuai dengan ekspektasi mayoritas.

Relevansi Ajaran Seneca di Era Media Sosial

Kita hidup di era yang penuh tekanan untuk “menampilkan” bukan menjadi. Media sosial menciptakan ilusi bahwa kebahagiaan dan keberhasilan hanya valid jika dilihat dan disetujui oleh orang lain. Akibatnya, banyak orang yang kehilangan arah, merasa tidak cukup, dan bahkan mengalami krisis identitas karena terlalu terpengaruh oleh pencitraan digital.

Statistik Relevan:

Menurut survei oleh Pew Research Center, lebih dari 40% pengguna media sosial merasa cemas atau stres karena membandingkan hidupnya dengan orang lain di platform digital.

Ajaran Seneca Menjadi Obat Penawar:

Seneca mengajarkan bahwa keberanian untuk hidup sesuai nilai pribadi adalah bentuk kemerdekaan tertinggi. Media sosial boleh ada, tetapi jangan sampai ia menjadi standar nilai hidup kita.

Cara Mengatasi Ketergantungan pada Pendapat Orang Lain

Untuk membebaskan diri dari jebakan opini eksternal, Seneca menganjurkan beberapa prinsip Stoik berikut:

1. Kenali Diri Sendiri

Refleksi dan introspeksi membantu kita memahami siapa kita di luar label sosial. Ini adalah proses menemukan nilai-nilai yang benar-benar kita yakini.

2. Latih Ketahanan Emosional

Dengan menyadari bahwa kita tidak bisa mengontrol opini orang lain, kita belajar fokus pada hal yang bisa kita kendalikan—yaitu respon kita sendiri.

3. Hindari Perbandingan

Seneca percaya bahwa membandingkan hidup kita dengan orang lain adalah bentuk ketidakadilan terhadap diri sendiri. Fokuslah pada perjalanan hidup masing-masing.

4. Terima Kritik Seperlunya

Kritik tidak selalu buruk, tetapi menerimanya dengan bijak dan tidak membiarkannya mendikte emosi adalah kunci kebebasan batin.

Baca Juga: Kunci Jawaban Modul 3 PPG 2025 Lengkap, untuk Semua Topik: Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Nilai

Bebas Menjadi Diri Sendiri

Pesan Seneca adalah ajakan untuk hidup dengan jujur terhadap diri sendiri. Dalam dunia yang ramai dan penuh ekspektasi, kebebasan untuk berpikir dan merasakan tanpa intervensi opini eksternal adalah bentuk kemewahan yang hanya bisa dimiliki oleh mereka yang berani.

Dengan tidak membiarkan suara luar menguasai pikiran kita, maka kita membuka pintu pada kedamaian, keutuhan identitas, dan kebahagiaan yang sejati. Sebagaimana Seneca pernah menulis:

"A man who suffers before it is necessary, suffers more than is necessary."
Jangan terlalu sibuk takut akan apa kata orang. Kadang, yang paling penting hanyalah apa yang kita katakan pada diri sendiri.

Di tengah lautan opini, mari memilih untuk berlabuh pada keyakinan pribadi. Filosofi Stoik bukan hanya warisan klasik, tapi panduan hidup yang sangat relevan bagi masyarakat modern yang tengah berjuang menjaga kewarasan dan otentisitas. Dan mungkin, seperti kata Seneca, kebahagiaan sejati itu tidak perlu dicari di luar sana—ia sudah ada dalam diri kita, menunggu untuk ditemukan saat kita berhenti memikirkan apa kata orang.


Berita Terkait


News Update