Pernikahan Al Ghazali dan Alyssa Daguise juga mencerminkan tren pernikahan muda di era digital, di mana pasangan muda semakin berani mengambil langkah besar di usia produktif.
Namun, seperti yang ditunjukkan oleh berbagai riset psikologi dan sosiologi, pernikahan muda membutuhkan fondasi kuat, mulai dari komunikasi efektif, kematangan emosional, hingga dukungan sosial.
Pernikahan bukan hanya tentang cinta, tetapi juga kesiapan dalam menghadapi dinamika kehidupan bersama. Dalam hal ini, pasangan Al dan Alyssa tampaknya telah mempersiapkan diri dengan cukup baik, termasuk melalui prosesi adat yang merepresentasikan kesiapan spiritual dan budaya.
Pernikahan Al Ghazali dan Alyssa Daguise menjadi simbol pertemuan antara cinta, tradisi, dan tantangan modernitas. Dengan bekal cinta yang panjang, dukungan orang tua, dan kesiapan menghadapi dinamika rumah tangga, keduanya memiliki peluang besar untuk membuktikan bahwa pernikahan muda bukan sekadar tren, tapi juga komitmen yang sakral.
Seiring waktu berjalan, hanya kebijaksanaan, komunikasi, dan kesabaran yang akan menjadi penentu seberapa jauh mereka bisa melangkah bersama.