POSKOTA.CO.ID - Singkawang, Kalimantan Barat, tengah dilanda duka mendalam akibat peristiwa kematian tragis seorang anak laki-laki bernama Rafa Fauzan, yang dilaporkan hilang oleh keluarganya sebelum akhirnya ditemukan tak bernyawa di halaman Masjid Raya Singkawang.
Penemuan jenazah yang terjadi pada pertengahan Juni 2025 ini sontak memicu emosi publik, menyisakan luka mendalam serta kemarahan yang membuncah di jagat maya.
Pelaku pembunuhan pun telah ditetapkan sebagai tersangka, yakni seorang pria bernama Uray Abadi, yang tinggal tidak jauh dari lokasi tinggal korban. Fakta ini memperparah respons masyarakat, karena menimbulkan pertanyaan serius terkait motif, kondisi mental pelaku, dan efektivitas lingkungan dalam mengawasi keamanan anak-anak.
Pengakuan Pelaku yang Menyayat Hati dan Tak Masuk Akal
Dalam video pemeriksaan yang beredar luas di media sosial, Uray Abadi terlihat menjawab pertanyaan petugas dengan ekspresi datar tanpa rasa bersalah. Ia secara terang-terangan menyatakan bahwa dirinya “tidak berniat menghabisi nyawa Rafa”, melainkan ingin “menyedekahkan Rafa ke masjid”.
Pernyataan ini segera menuai gelombang kemarahan dari publik. Banyak yang menilai bahwa kalimat tersebut tidak hanya tak masuk akal secara logika, tetapi juga mencerminkan ketiadaan empati serta dugaan kuat adanya gangguan kejiwaan.
Apalagi, kondisi korban sangat mengenaskan. Berdasarkan keterangan Uray, Rafa sempat dibekap mulutnya dan dibawa menggunakan sepeda rusak. Luka-luka parah yang diderita Rafa diduga akibat terkena besi tajam dari keranjang sepeda. Namun publik tidak bisa menerima alasan ini sebagai sebuah ‘kecelakaan’.
Kedekatan Lokasi Rumah Pelaku dan Korban Menambah Rasa Takut
Dikutip dari Poskota.co.id melalui akun TikTok @dini_gigi1, rumah pelaku diketahui terletak di Gang Kapas, Jalan RA Kartini, Sekip Lama, Kecamatan Singkawang Tengah. Hanya berjarak beberapa rumah dari kediaman keluarga korban.
Kondisi rumah pelaku yang terlihat kumuh, tidak terawat, dan dipasangi garis polisi menambah suasana mencekam. Video suasana rumah tersebut viral dan memperlihatkan betapa masyarakat sekitar juga merasa tidak nyaman, bahkan takut.
Respons Netizen: Emosi Kolektif dan Tuntutan Keadilan
Respons dari warganet membanjiri berbagai platform sosial media. Banyak yang menyuarakan amarahnya atas kejadian ini dengan menyebut pelaku sebagai “ODGJ” (Orang Dengan Gangguan Jiwa) dan menuntut agar pelaku diperiksa kejiwaannya secara menyeluruh.
Namun sebagian netizen juga meyakini bahwa tindakan Uray bukan semata akibat gangguan mental. Ada yang berspekulasi bahwa pelaku menyimpan dendam pribadi terhadap pengasuh Rafa dan melampiaskannya kepada anak yang tak bersalah.