POSKOTA.CO.ID – Peran guru tidak lagi terbatas pada penyampaian teori semata seiring dengan perkembangan dunia pendidikan.
Berdasarkan Modul 2 PPG 2025, guru dituntut untuk mengintegrasikan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) secara nyata ke dalam aktivitas kelas.
Pendekatan ini bertujuan agar siswa tidak hanya berkembang secara akademis, tetapi juga matang secara emosional dan sosial.
Oleh karena itu, simak terus artikel ini sampai selesai untuk mengetahui informasi selengkapya.
Baca Juga: Kunci Jawaban Post Test PPG 2025 Modul PSE 2 Pembelajaran Sosial Emosional
Kerangka CASEL: Dasar Pengembangan Kompetensi Emosi-Sosial
Salah satu pilar utama dalam penerapan PSE adalah penggunaan kerangka Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL). Kerangka ini menekankan lima kompetensi kunci, yaitu:
- Kesadaran Diri: Mengajarkan siswa untuk mengenali perasaan dan kondisi diri.
- Pengelolaan Diri: Membantu siswa mengatur emosi dan perilaku mereka.
- Kesadaran Sosial: Mengembangkan empati dan penghargaan terhadap perasaan orang lain.
- Keterampilan Berelasi: Mendorong kemampuan untuk menjalin hubungan yang sehat dengan sesama.
Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab: Mendorong siswa untuk membuat pilihan yang mempertimbangkan aspek sosial dan emosional.
Dalam praktiknya, guru dapat mengajak siswa melakukan refleksi suasana hati, mendiskusikan pengalaman emosional, atau melakukan permainan peran yang membantu mereka memahami cara menyelesaikan konflik secara damai.
Baca Juga: Kunci Jawaban PPG 2025 Modul 2 Topik 3: Pembelajaran Sosial Emosional dan Teori Kolb
Experiential Learning: Belajar Lewat Pengalaman Nyata
Selain kerangka CASEL, pendekatan experiential learning berperan penting dalam mengaplikasikan PSE. Metode ini mengacu pada siklus Kolb yang terdiri dari:
- Pengalaman Nyata: Siswa terlibat dalam kegiatan praktis.
- Refleksi: Siswa diajak untuk merenungkan apa yang telah dialami.
- Konseptualisasi: Menghubungkan pengalaman dengan teori yang relevan.
- Percobaan Aktif: Menerapkan pengetahuan dalam situasi nyata.
Sebagai contoh, dalam pelajaran yang menekankan kerja tim, guru dapat membagi siswa ke dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah praktis.