Indonesia Resmi Beli 48 Jet Tempur KAAN, Tingkatkan Kemitraan Strategis dengan Turki

Sabtu 14 Jun 2025, 12:20 WIB
Indonesia beli 48 jet tempur KAAN (Sumber: X/@wisataapp)

Indonesia beli 48 jet tempur KAAN (Sumber: X/@wisataapp)

POSKOTA.CO.ID - Indonesia kembali menarik perhatian dunia dalam bidang pertahanan usai menandatangani kontrak besar dengan Turki untuk pembelian 48 jet tempur generasi kelima KAAN, produksi Turkish Aerospace Industries (TAI).

Pengumuman kerja sama ini disampaikan dalam gelaran Indo Defence Expo dan Forum yang berlangsung di Jakarta sejak 11 Juni 2025.

Penandatanganan kontrak tersebut menjadi tonggak penting dalam upaya pemerintah memperkuat sistem pertahanan nasional.

Dengan nilai kontrak mencapai sekitar USD 10 miliar, kesepakatan ini mencakup pengiriman secara bertahap mulai tahun 2026 dan menyertakan kerja sama produksi serta perakitan komponen di dalam negeri.

Baca Juga: Gaya Hidup Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Kembali Jadi Sorotan Usai Video Jet Pribadi Viral

Dilansir dari AP News, Turki menjadi negara pertama yang mengekspor jet tempur KAAN ke kawasan Asia Tenggara.

Kesepakatan ini juga menandai peningkatan hubungan strategis antara Indonesia dan Turki dalam bidang militer dan teknologi pertahanan.

Jet tempur KAAN diklaim mampu menyaingi F-35 dan Su-57 karena telah dibekali teknologi siluman (stealth), radar AESA modern, serta kemampuan tempur udara ke udara dan udara ke darat yang mumpuni.

Tak hanya sebagai pembeli, Indonesia juga akan berpartisipasi dalam proses pengembangan dan integrasi sistem persenjataan suatu peluang besar dalam penguatan industri pertahanan dalam negeri melalui transfer teknologi.

Baca Juga: Presiden Prabowo Subianto Tiba di Turkiye, Disambut Hangat oleh Erdogan

Kesepakatan ini bertepatan dengan perhelatan Indo Defence, yang diikuti lebih dari 1.000 peserta dari 60 negara.

Berbagai agenda penting, mulai dari pertemuan bilateral Panglima TNI dengan delegasi asing hingga kolaborasi BUMN pertahanan seperti DEFEND ID, menunjukkan peran aktif Indonesia sebagai mitra strategis di kawasan.

Selain Turki, sejumlah negara seperti Korea Selatan, Prancis, dan Qatar turut membuka peluang kerja sama lebih lanjut, terutama dalam pengembangan teknologi tanpa awak, kecerdasan buatan (AI) militer, dan kendaraan tempur modular.

Faisal Wahyudi, pengamat militer dari Global Defence Studies Institute (GDSI), menilai kontrak ini sebagai “momen krusial dalam transformasi kekuatan udara Indonesia yang berbasis kolaborasi regional dan global.”

Melalui langkah ini, Indonesia tak hanya memperkuat kekuatan militernya, tetapi juga mengirimkan pesan jelas kepada dunia bahwa modernisasi pertahanan adalah langkah nyata yang tengah dijalankan secara serius.


Berita Terkait


News Update