Aktivitas spiritual ini mampu menenangkan detak jantung, meredam hormon stres, dan menciptakan rasa lapang dalam dada.
2. Gunakan Teknik Distraksi Positif
Ketika stres menyerang, otak cenderung terpaku pada masalah yang menekan. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan teknik distraksi atau pengalihan perhatian.
“Kalau anak kecil nangis, orang tua biasanya belikan es krim atau ajak main. Itu contoh distraksi. Kita orang dewasa juga perlu seperti itu,” ungkap dr. Zaidul.
Ia menyarankan, aktivitas ringan yang menyenangkan seperti melihat foto kenangan, bermain bersama anak, mendengarkan murattal, atau berjalan-jalan di alam terbuka.
Hal ini membantu otak menjeda tekanan mental dan mengisi ulang energi emosional secara positif.
Baca Juga: Kapan Waktu Terbaik untuk Olahraga Saat Puasa? Ini Kata dr Zaidul Akbar
3. Berbuat Baik
Bersedekah dan membantu orang lain ternyata bukan hanya ibadah, tetapi juga terapi emosi yang kuat.
dr. Zaidul menyebut bahwa, salah satu cara menenangkan hati yang gelisah adalah dengan memberi.
Tindakan kebaikan memicu produksi hormon endorfin, yang membuat tubuh dan pikiran menjadi lebih tenang dan bahagia. Terutama jika dilakukan secara ikhlas dan spontan.
4. Jaga Pola Hidup Sehat dan Halal
Menurut dr. Zaidul, banyak gangguan emosi dan mental berasal dari makanan yang tidak halal dan tidak thayyib (baik dan bergizi).
Ketika makanan yang masuk ke tubuh merusak sistem pencernaan, maka akan memicu reaksi pada otak dan hormon yang memperparah stres.
Dia juga menganjurkan, untuk rutin konsumsi herbal sunnah seperti madu, habbatussauda, kurma, air zam-zam, serta menjaga konsumsi air putih yang cukup.