JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pasar-pasar di Jakarta, baik tradisional maupun modern, mengalami penurunan aktivitas berniaga yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir.
Salah satunya, Pasar Asemka di Jakarta Barat yang biasanya diserbu pengunjung menjelang tahun ajaran baru, kini nampak sepi. Pasar Asemka merupakan pusat belanja grosiran mainan anak hingga aksesoris.
Pengamat ekonomi, Ibrahim Assuaibi menilai, sepinya aktivitas berniaga Pasar Asemka mencerminkan penurunan daya beli masyarakat yang terus memburuk.
Hal ini dipicu oleh tingginya angka pengangguran yang membuat masyarakat kehilangan pendapatan. Akibatnya masyarakat lebih memprioritaskan kebutuhan primer.
Baca Juga: Daya Beli Masyarakat Terun, Omzet UMKM di Tangsel Anjlok
"Tidak hanya pasar-pasar modern, pasar tradisional di Jakarta juga terdampak buruknya daya beli masyarakat," ujar Ibrahim saat dihubungi Poskota, Rabu, 11 Juni 2025.
"Ini tidak hanya terjadi di kota besar seperti Jakarta, tetapi juga di kota-kota kecil," jelasnya.
Berdasarkan data IMF, tingkat pengangguran di Indonesia mengalami kenaikan hingga mencapai 5 persen.
Data ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat pengangguran tertinggi kedua di Asia setelah Filipina.
"Ini menunjukkan bahwa perputaran uang di masyarakat menurun, menyebabkan struktur ekonomi Indonesia semakin kontras," kata Ibrahim.
Ibrahim menyebut, menurunnya daya beli masyarakat di Jakarta juga tergambarkan dari perubahan pola dalam bertransportasi.