POSKOTA.CO.ID – Belakangan ini warga dunia dihebohkan dengan peningkatan kasus Covid-19 dengan sub varian baru dari Omicron bernama Nimbus NB.1.8.1.
Varian ini dianggap menjadi penyebab lonjaknya kasus di berbagai negara Asia termasuk di Amerika Serikat.
Dilansir Poskota melalui News Medical, varian ini pertama kali diidentifikasi pada Januari 2025 dan telah menyebar dengan cepat di Asia serta ke wilayah lain, termasuk beberapa bagian Amerika Serikat.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan NB.1.8.1 sebagai Variant Under Monitoring (Varian yang sedang Dipantau) karena meningkatnya prevalensi dan potensi dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.
Berdasarkan bukti saat ini, Jaringan Global Virus (GVN) menyarankan untuk tetap waspada, namun tidak panik, serta menegaskan kembali pentingnya vaksinasi dalam mencegah penyakit parah dan kematian.
Sama seperti varian Omicron sebelumnya, NB.1.8.1 memiliki mutasi pada protein spike yang dikaitkan dengan peningkatan tingkat penularan.
Namun, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa NB.1.8.1 menyebabkan gejala yang lebih parah atau secara signifikan menghindari kekebalan dari vaksin maupun infeksi sebelumnya.
Baca Juga: Covid-19 Varian Nimbus NB.1.8.1 Muncul, Menkes Budi Gunadi Sadikin Angkat Bicara
Data awal dari laboratorium dan klinis menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 yang diperbarui, termasuk booster bivalen dan berbasis XBB, tetap memberikan perlindungan terhadap gejala berat seperti rawat inap dan kematian.
Saat ini belum ada bukti bahwa NB.1.8.1 menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan varian sebelumnya.
