Indonesia Dibantai Jepang 6-0 di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Pundit Sepak Bola: Permainan Kita Ngawur

Rabu 11 Jun 2025, 09:39 WIB
Potret para pemain Timnas Indonesia. (Sumber: Instagram/@republikindonesia)

Potret para pemain Timnas Indonesia. (Sumber: Instagram/@republikindonesia)

“Kalau kalah dari Jepang, itu bisa dimaklumi. Tapi kalau kalahnya sangat telak dan tidak bisa memberikan perlawanan, bahkan tidak ada satu pun tembakan ke gawang Jepang, jelas ada yang salah,” ucapnya.

Binder menambahkan bahwa para pemain Indonesia terlihat bekerja keras, namun tidak bermain sebagai satu unit.

“Saya jujur tidak melihat bentuk permainan taktik dari tim nasional Indonesia. Pemain kita seperti menjaga telur di belakang. Tapi akhirnya telur itu pecah, berkali-kali,” katanya.

Baca Juga: Prabowo Hadiahi Jam Tangan Rolex untuk Timnas Indonesia, Eks Atlet Wushu Lindswell Ungkap Kesejangan Atlet.

Ia juga menyoroti kurangnya respons taktik dari pelatih Patrick Kluivert terhadap tekanan dan permainan Jepang yang terorganisir.

“Saat Jepang melakukan high pressing, kita tidak melakukan counter pressing. Strategi counter pun tidak ada. Ganti pemain dari bangku cadangan juga tidak ubah cara main,” tambah Binder.

Binder juga mengkritisi pilihan susunan pemain, dengan menilai bahwa beberapa pemain kunci seperti Thom Haye dan Joey tidak tampil efektif.

“Kalau salah satu tidak jalan, maka seluruh permainan bisa kacau. Thom Haye tidak jalan, Joey juga tidak jalan sampai akhirnya diganti,” ujarnya.

Baca Juga: Arab Saudi Kalahkan Bahrain, Timnas Indonesia Lolos ke Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026

Di sisi lain, Jepang menunjukkan fleksibilitas taktik dan efisiensi dalam penyelesaian akhir. Mereka mencetak enam gol dari sepuluh peluang emas, dan mendominasi permainan sejak menit awal.

“Mereka bermain luar biasa. Tapi bukan berarti Indonesia tidak bisa menyulitkan mereka. Kenyataannya, mereka terlalu nyaman bermain. Permainan kita ngawur,” ucap Binder dengan nada prihatin.

Menurutnya, permainan Indonesia pada laga ini menunjukkan bahwa tim belum mencapai 20 persen dari kualitas tim-tim papan atas Asia seperti Jepang atau Korea Selatan.


Berita Terkait


News Update