Covid-19 Varian Nimbus Menyebar Lebih Cepat! Ketahui Potensi Risiko Setelah Dikelasifikasikan WHO sebagai VUM

Rabu 11 Jun 2025, 13:00 WIB
Varian Nimbus diklaim lebih berbahaya dari yang sebelumnya, Simak analisis tentang potensi risiko, penyebaran, dan langkah antisipasi yang perlu dilakukan masyarakat. (Sumber: Freepik)

Varian Nimbus diklaim lebih berbahaya dari yang sebelumnya, Simak analisis tentang potensi risiko, penyebaran, dan langkah antisipasi yang perlu dilakukan masyarakat. (Sumber: Freepik)

POSKOTA.CO.ID - Dunia kembali menghadapi ancaman varian baru Covid-19 yang menunjukkan penyebaran lebih cepat. Varian Nimbus NB.1.8.1 telah terdeteksi mengalami peningkatan kasus secara signifikan sejak pertengahan April 2025, menggantikan dominasi varian LP.8.1 yang sebelumnya beredar.

Laporan terbaru dari WHO menyoroti perubahan pola penyebaran ini sebagai perkembangan yang perlu diwaspadai.

Menanggapi dinamika tersebut, World Healt Organization (WHO) telah menetapkan varian Nimbus sebagai Variant Under Monitoring (VUM).

Status ini menunjukkan bahwa varian baru tersebut memerlukan pengamatan ketat, meskipun belum dikategorikan sebagai ancaman serius.

Baca Juga: Waspada Varian Baru Covid-19, Apakah Nimbus Lebih Menular dan Berbahaya dari Omicron?

Namun, para ahli mengingatkan bahwa klasifikasi varian bisa berubah sewaktu-waktu tergantung pada karakteristik dan dampaknya terhadap kesehatan global.

Prof. Tjandra Yoga Aditama, Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan perkembangan varian ini.

"Kita ingat waktu pandemi Covid-19 WHO menetapkan tiga klasifikasi varian ini, yang paling berat adalah variants of concern (VOC) seperti varian delta dan lainnya, lalu ada variants of interest (VOI) dan variants under monitoring (VUM)," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu 11 Juni 2025.

Pernyataan ini sekaligus mengingatkan publik bahwa situasi dapat berubah dengan cepat, sehingga kewaspadaan tetap diperlukan.

Perubahan Dinamis dalam Klasifikasi Varian

Menurut Tjandra, status varian dapat berubah sewaktu-waktu. VUM bisa naik level menjadi VOI (Variant of Interest) atau bahkan VOC (Variant of Concern) jika terbukti lebih berbahaya, atau sebaliknya, turun level jika risiko berkurang.

Baca Juga: Waspada Varian Baru COVID-19 Nimbus NB.1.8.1, Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya

Karakteristik Genetik Varian Nimbus

Analisis genomik menunjukkan bahwa Nimbus NB.1.8.1 memiliki kaitan dengan varian XDV.1.5.1 dan JN.1. Dibandingkan dengan varian LP.8.1 yang sebelumnya dominan, Nimbus membawa beberapa mutasi pada protein spike, yaitu:

  • T22N
  • F59S
  • G184S
  • A435S
  • V445H
  • T478I

Mutasi-mutasi ini diduga menjadi penyebab peningkatan kemampuan penularan varian Nimbus, meskipun dampak klinisnya masih dalam pemantauan ketat.

Baca Juga: Gejala COVID-19 Varian Nimbus, Apakah Lebih Berbahaya?

Respons Global dan Kewaspadaan Nasional

Laporan Disease Outbreak News WHO menegaskan perlunya pengawasan intensif terhadap perkembangan varian ini. Beberapa negara telah meningkatkan pengurutan genom (genomic sequencing) untuk memantau penyebarannya.

Pemerintah Indonesia diharapkan memperkuat sistem deteksi dini dan kesiapan fasilitas kesehatan, mengingat potensi lonjakan kasus seperti yang terjadi pada gelombang sebelumnya.

Kuncinya adalah tidak panik, tetapi tetap waspada. Protokol kesehatan dan vaksinasi booster masih menjadi pertahanan utama. Para ahli terus memantau perkembangan varian Nimbus NB.1.8.1 melalui penelitian genomik dan analisis epidemiologis.

Hasil pemantauan ini akan menentukan apakah status varian akan ditingkatkan menjadi Variant of Interest (VOI) atau bahkan Variant of Concern (VOC) di masa mendatang.

Masyarakat diimbau untuk tetap tenang namun waspada, dengan terus menerapkan protokol kesehatan dan melengkapi vaksinasi. "Kita harus belajar dari pengalaman pandemi sebelumnya bahwa kewaspadaan dini dan respons cepat sangat menentukan dalam mengendalikan penyebaran varian baru," pungkas Prof. Tjandra menutup pernyataannya.


Berita Terkait


News Update