"Karena memang sekarang pelaku masih anak-anak sehingga harus terpenuhi juga haknya. Setiap anak berhak mendapatkan haknya untuk pendidikan dan sebagainya. Tapi sebagai gantinya, anaknya bisa berada di dalam rumah. Dan itu saya pikir sudah merupakan hukuman," ungkap Satia.
Dari hasil pendalaman, Satia menyebut pelaku berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah, dengan pengawasan orang tua yang minim.
"Orang tua pelaku bekerja serabutan dan bukan pekerja formal. Dengan sisi ekonomi yang kurang, sehingga bimbingan juga kurang. Selain itu penggunaan gadget di luar pengawasan orang tua membuat anak bisa bebas menonton hal yang tidak pantas," pungkasnya.