Dedi Mulyadi menggarisbawahi pentingnya konektivitas yang menyatu dengan sistem transportasi modern. “Dengan total pembiayaan kurang lebih Rp20 triliun, semuanya kalau dengan jalur KRL, semoga pikiran dan gagasan ini terwujud,” ujarnya.
Ke depan, Jawa Barat diharapkan memiliki sistem transportasi yang tidak hanya menghubungkan wilayah urban dengan suburban, tetapi juga memberikan akses ke daerah-daerah terpencil melalui jalur kereta yang melintasi pegunungan, hutan tropis, dan pantai.
Visi ini menjadi bagian dari strategi besar untuk menjadikan Jawa Barat sebagai provinsi dengan sistem transportasi berbasis rel terbaik di Indonesia.
Baca Juga: Ratusan Pelaku Usaha di Bogor Kantongi Izin Edar dari BPOM
Kolaborasi Multisektor: Pemerintah, KAI, dan Kemenhub
Reaktivasi jalur kereta api ini tidak mungkin terlaksana tanpa kolaborasi aktif antara Pemprov Jabar, PT KAI, dan Kementerian Perhubungan. Ketiganya telah melakukan koordinasi teknis dan studi kelayakan sebagai tahapan awal proyek ini.
Hal ini menunjukkan pendekatan pembangunan yang holistik dan partisipatif, di mana sektor pemerintah dan BUMN bekerja bersama dalam mewujudkan infrastruktur yang berdaya guna tinggi bagi masyarakat luas.
Harapan Lima Tahun ke Depan
“Pokoknya lima tahun ke depan Jawa Barat istimewa,” kata Dedi Mulyadi optimistis. Ucapan tersebut bukan sekadar slogan, melainkan manifestasi visi panjang dalam membangun Jawa Barat melalui pendekatan yang menyeluruh.
Dengan hadirnya jalur kereta aktif kembali, masyarakat akan merasakan manfaat jangka panjang, mulai dari berkurangnya beban jalan raya, efisiensi waktu, peningkatan aktivitas ekonomi, hingga kenyamanan mobilitas.