POSKOTA.CO.ID - Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan (Daljab) 2025 telah memasuki fase piloting dengan berbagai pembaruan kebijakan.
Salah satu kewajiban utama peserta pada fase awal ini adalah menyusun dan mengunggah dokumen Aksi Nyata Modul 1, yang menjadi instrumen evaluasi terhadap penerapan praktik pengajaran berbasis teori dan prinsip pendidikan terkini.
Dokumen ini berfungsi sebagai refleksi sekaligus bukti konkret atas implementasi pendekatan Understanding by Design (UbD) dalam konteks pembelajaran aktual di kelas.
UbD sendiri merupakan pendekatan yang menekankan pentingnya perencanaan pembelajaran dengan tujuan akhir yang jelas (backward design), agar pembelajaran tidak hanya bersifat teoritis, tetapi mampu mengasah kemampuan nyata peserta didik dalam memahami dan mengaplikasikan pengetahuan secara holistik.
Baca Juga: Dalam Sepekan, Polsek Tigaraksa Tangerang Ringkus 5 Pengedar Narkoba
Struktur Umum Aksi Nyata Modul 1
Dalam dokumen Aksi Nyata Modul 1, peserta diminta menjawab sejumlah pertanyaan sebagai bahan refleksi dan bukti penerapan UbD:
- Ide apa yang diperoleh setelah mempelajari topik Modul 1?
- Perencanaan pembelajaran seperti apa yang relevan dikembangkan di sekolah?
- Bagaimana guru mengembangkan pembelajaran dengan prinsip UbD secara kontekstual dan aktif?
Seluruh jawaban dikumpulkan dalam bentuk file PDF dan diunggah melalui Google Drive pribadi. Beberapa karya terbaik akan dipublikasikan melalui Jurnal Pembelajaranku, sebuah platform berbagi praktik baik dalam PPG.
Pendekatan Understanding by Design dalam Konteks Indonesia
UbD bukan sekadar alat teknis dalam penyusunan perangkat ajar. Dalam konteks pendidikan Indonesia, terutama dalam kurikulum yang mengadopsi paradigma Merdeka Belajar, UbD memperkuat prinsip bahwa pembelajaran harus dimulai dari pemahaman mendalam atas makna dan tujuan yang ingin dicapai, bukan sekadar penguasaan materi. Dengan demikian, UbD sangat cocok dipadukan dengan nilai-nilai lokal seperti yang diajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara.
Contoh Aksi Nyata Guru Kelas IV SD
Topik: Filsafat Pancasila dan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara sebagai Landasan Pendidikan Nasional
Tema Pembelajaran: PPKn – Makna Sila-sila Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
1. Ide yang Diperoleh
Dari materi yang dipelajari dalam Modul 1, guru memahami bahwa pemikiran Ki Hadjar Dewantara sangat relevan dalam konteks pembelajaran kontekstual.
Ia menekankan bahwa pendidikan harus membebaskan dan memerdekakan siswa, serta menyesuaikan dengan kodrat alam dan zaman peserta didik. Pembelajaran seharusnya mengedepankan partisipasi aktif, keterkaitan dengan kehidupan nyata, dan nilai-nilai kemanusiaan.
2. Perencanaan Pembelajaran dengan Pendekatan UbD
Tahap 1 – Hasil yang Diharapkan (Identifikasi Tujuan Pembelajaran)
- Ide Besar: Pancasila sebagai panduan hidup berbangsa dan bernegara.
- Tujuan Pembelajaran:
- Siswa memahami isi dan makna setiap sila dalam Pancasila.
- Siswa mampu mengaitkan nilai-nilai Pancasila dengan aktivitas harian.
- Siswa menunjukkan perilaku toleransi, tanggung jawab, dan gotong royong di sekolah.
Tahap 2 – Bukti Keberhasilan (Penilaian)
- Penilaian Formatif:
- Diskusi kelompok mengenai penerapan sila ke-1 hingga sila ke-5.
- Refleksi pribadi: “Sila apa yang paling sering saya terapkan dan mengapa?”
- Penilaian Sumatif:
- Proyek kelompok membuat poster bertema “Pancasila di Sekolahku”.
- Presentasi hasil karya di depan kelas dengan sistem penilaian sejawat (peer review).
Tahap 3 – Rencana Pembelajaran (Aktivitas Belajar Mengajar)
- Kegiatan Pendahuluan:
- Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan melakukan tanya jawab ringan terkait nilai-nilai kebangsaan.
- Kegiatan Inti:
- Penerapan pendekatan saintifik dengan teknik inquiry dan observasi nilai-nilai Pancasila di lingkungan sekolah.
- Siswa dibagi dalam kelompok untuk merancang poster, diskusi, dan menyusun narasi presentasi.
- Model pembelajaran yang digunakan adalah project-based learning (PjBL).
- Kegiatan Penutup:
- Guru memfasilitasi sesi refleksi pribadi dan memberikan penugasan lanjutan untuk penguatan.
Baca Juga: Ratusan Warga yang Rumahnya Terancam Digusur PJT II Jatiluhur Ngadu ke DPRD Purwakarta
Integrasi Nilai Lokal dalam UbD: Membumikan Filsafat Pendidikan
Filsafat Ki Hadjar Dewantara tidak hanya relevan secara historis, tetapi juga sejalan dengan pendekatan modern seperti UbD. Dalam hal ini, perencanaan pembelajaran tidak hanya memuat kompetensi dasar dan indikator, tetapi juga membentuk siswa menjadi pribadi yang utuh cerdas secara intelektual, emosional, dan sosial.
“Guru bukan hanya pendidik, tetapi juga desainer peradaban.” Adaptasi dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara
Dengan mengangkat nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran, guru tidak hanya menanamkan pengetahuan kognitif, tetapi juga nilai kebangsaan yang membumi. Ini menjawab tantangan era globalisasi sekaligus memperkuat identitas bangsa sejak dini.
Penerapan pendekatan Understanding by Design (UbD) dalam Aksi Nyata Modul 1 PPG Daljab 2025 menunjukkan betapa pentingnya transformasi dalam proses pembelajaran.
Guru bukan hanya sebagai penyampai materi, tetapi sebagai perancang pengalaman belajar yang bermakna dan relevan. Dengan membangun rancangan pembelajaran yang didasarkan pada hasil akhir yang diharapkan, serta dilandasi oleh nilai-nilai lokal dan kebangsaan, proses pendidikan menjadi lebih kontekstual dan membentuk karakter siswa secara menyeluruh.
Bagi para guru peserta PPG Daljab 2025, dokumen Aksi Nyata bukan sekadar tugas administratif. Ia adalah refleksi profesional sekaligus representasi dari semangat perubahan dalam dunia pendidikan Indonesia.
Jika Anda adalah peserta PPG Daljab 2025, manfaatkan kesempatan ini untuk memperdalam pemahaman Anda terhadap prinsip-prinsip pembelajaran berbasis desain, serta mengintegrasikannya dengan kekayaan nilai-nilai lokal bangsa.
Karena pada akhirnya, guru adalah kunci utama dalam membentuk masa depan Indonesia yang berkarakter dan berdaya saing global.