POSKOTA.CO.ID - Ahmad Fahrur Rozi, atau yang akrab disapa Gus Fahrur, kembali mencuri perhatian publik.
Sosok ulama yang aktif dalam kepengurusan Nahdlatul Ulama (NU) ini menjadi perbincangan setelah namanya dikaitkan dengan aktivitas pertambangan nikel di Pulau Gag, Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Keberadaannya sebagai Komisaris PT GAG Nikel memicu reaksi beragam, terutama dari kelompok pegiat lingkungan.
Pulau Gag, yang berada di wilayah administratif Raja Ampat, selama ini dikenal sebagai kawasan dengan keanekaragaman hayati laut yang tinggi dan potensi ekowisata luar biasa.
Namun, keberadaan tambang nikel menimbulkan kekhawatiran mengenai kerusakan ekosistem dan dampak jangka panjang terhadap lingkungan.
Menanggapi isu ini, Gus Fahrur melalui akun Instagram pribadinya pada 8 Juni 2025 memberikan klarifikasi.
Ia menyebut bahwa Pulau Gag memang telah memiliki izin resmi untuk kegiatan pertambangan sejak 1998 dan diresmikan sebagai Izin Usaha Pertambangan (IUP) sejak 2017.
Menurutnya, narasi yang beredar di media sosial banyak mengandung informasi menyesatkan, bahkan disertai dengan manipulasi gambar menggunakan kecerdasan buatan (AI).
Baca Juga: Isu Kapal Pengangkut Nikel di Raja Ampat Seret Nama Jokowi dan Iriana, Apa Hubungannya?
"Ini bukan soal pro atau kontra, tapi soal tanggung jawab menyebarkan informasi akurat. Narasi menyesatkan bisa merusak kepercayaan publik dan dimanfaatkan pihak tertentu untuk agenda lain, termasuk narasi separatis untuk memerdekakan Papua," tulis Gus Fahrur.
Ia juga mengajak masyarakat untuk mengawal isu lingkungan dengan objektivitas.
"Isu lingkungan tetap penting, tapi harus disampaikan dengan jujur. Mari kita lindungi Raja Ampat dengan menyebarkan fakta, bukan narasi menyesatkan dan manipulasi," tegasnya.
Profil Singkat Gus Fahrur
Ahmad Fahrur Rozi merupakan tokoh ulama asal Jawa Timur yang kini menjabat sebagai Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Ia dikenal luas di kalangan pesantren dan aktif dalam berbagai kegiatan dakwah serta sosial kemasyarakatan.
Selain kiprahnya di organisasi keagamaan, Gus Fahrur juga memiliki latar belakang akademik dan pengalaman dalam dunia korporasi.
Keterlibatannya di PT GAG Nikel sebagai komisaris menunjukkan peran ganda yang ia jalankan antara dunia keagamaan dan bisnis.
Gus Fahrur juga diketahui memiliki dua istri, hal yang jarang ia ekspos di ruang publik. Dalam berbagai kesempatan, ia lebih memilih menekankan perannya dalam membina umat dan mengembangkan pendidikan Islam berbasis pesantren.
PT GAG Nikel dan Legalitas Operasi
PT GAG Nikel merupakan anak perusahaan dari PT ANTAM Tbk yang fokus pada eksplorasi dan produksi bijih nikel di Pulau Gag.
Perusahaan ini telah mengantongi izin sejak 1998 dan mendapat status IUP Produksi pada tahun 2017.
Pulau Gag sendiri bukan merupakan kawasan destinasi wisata sebagaimana yang umum dibayangkan masyarakat.
Berdasarkan peta tata ruang wilayah Papua Barat, kawasan ini telah ditetapkan sebagai wilayah pertambangan.
Namun demikian, sorotan terhadap aktivitas tambang di kawasan yang berdekatan dengan ekosistem sensitif Raja Ampat tetap menjadi perhatian serius.
Kampanye "Save Raja Ampat" yang diinisiasi oleh sejumlah lembaga swadaya masyarakat, termasuk Greenpeace, menyoroti potensi kerusakan lingkungan yang bisa ditimbulkan oleh aktivitas pertambangan.