"Jika video ini dipublikasikan, artinya saya telah ditangkap atau diculik."
Ia menyerukan tekanan internasional terhadap Israel dan mendesak pemerintah negara asal para aktivis untuk memutus hubungan diplomatik dengan Israel serta menuntut pembebasan mereka.
Respons Israel: "Provokasi Media" atau Pelanggaran Hukum?
Pemerintah Israel menyebut misi ini sebagai "provokasi media" dan menyindirnya sebagai "kapal pesiar swafoto para selebritas".
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan telah memerintahkan IDF (militer Israel) untuk mencegah kapal mencapai Gaza.
"Kapal pesiar selfie milik para 'selebriti' sedang dalam perjalanan menuju pantai Israel dengan selamat," cuit Kementerian Luar Negeri Israel di platform X.
Namun, pernyataan ini menuai kecaman dari pakar hukum internasional. Profesor Adil Haque dari Rutgers University menyebut tindakan Israel sebagai "merendahkan martabat manusia" dan berpotensi menjadi kejahatan perang.
Greta Thunberg dan Risiko Misi Kemanusiaan
Sebelum keberangkatan, Greta Thunberg mengakui risiko besar yang dihadapi.
"Kami tahu ini misi berbahaya. Pengalaman sebelumnya dengan armada serupa berujung pada kekerasan, bahkan kematian," ujarnya dalam wawancara dengan CNN.
Israel kini membawa kapal dan seluruh awaknya ke wilayahnya, dengan rencana mendeportasi mereka ke negara asal. Namun, para pengamat HAM menilai penahanan di perairan internasional melanggar hukum laut.
Blokade Gaza dan Krisis Kemanusiaan yang Terus Memburuk
Kapal Madleen berlayar dari Catania, Italia, pada 1 Juni 2025, dengan tujuan mengantarkan bantuan ke Gaza yang telah dikepung Israel selama 17 tahun.
Blokade ini memicu krisis kemanusiaan parah:
- Kelaparan massal akibat terbatasnya pasokan makanan.
- Kekurangan obat-obatan dan peralatan medis.
- Pembatasan akses air bersih yang memicu wabah penyakit.