Viral! Bahlil Lahadalia Dikepung Massa di Bandara Sorong, Diteriaki 'Penipu' hingga Kabur Lewat Pintu Belakang

Minggu 08 Jun 2025, 09:33 WIB
Menteri Bahlil Diteriaki Warga 'Penipu' di Bandara Sorong, Ini Detik-detik Ia Menghilang. (Sumber: X/@Mdy_Asmara1701)

Menteri Bahlil Diteriaki Warga 'Penipu' di Bandara Sorong, Ini Detik-detik Ia Menghilang. (Sumber: X/@Mdy_Asmara1701)

POSKOTA.CO.ID - Bandara Domine Eduard Osok (DEO) di Sorong, Papua Barat Daya, menjadi saksi protes dramatis pada Sabtu pagi, 7 Juni 2025. Sekelompok aktivis lingkungan meneriakkan yel-yel keras bertuliskan “Bahlil Penipu” saat Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, akan meninggalkan Sorong usai kunjungan kerja dari Pulau Gag di Kepulauan Raja Ampat.

Aksi spontan ini mencerminkan akumulasi kekecewaan masyarakat Papua, terutama terhadap kebijakan tambang nikel yang dianggap mengancam kelestarian lingkungan serta hak-hak masyarakat adat.

Beberapa pengunjuk rasa membawa spanduk dan pamflet berisi tuntutan penghentian eksploitasi tambang di kawasan yang selama ini dikenal sebagai salah satu wilayah dengan keanekaragaman hayati laut terkaya di dunia.

Baca Juga: Waspada Pinjol Ilegal! Ini Daftar Aplikasi Pinjaman Bank Resmi 2025 dengan Limit Jumbo Rp200 Juta

Ketegangan Memuncak di Gerbang Bandara

Menurut unggahan akun media sosial @Mdy_Asmara1701 yang viral di Twitter, Bahlil sempat mengutus seseorang untuk mengajak dialog perwakilan massa. Namun niat mediasi ini gagal meredakan ketegangan. Massa justru mencoba bergerak mendekati area terminal utama bandara, diduga untuk menyampaikan langsung aspirasi mereka kepada sang menteri.

Kepolisian dan petugas keamanan bandara segera membentuk barikade guna mencegah massa memasuki area terbatas. Melihat situasi yang kian tidak kondusif, Bahlil dilaporkan memilih keluar melalui pintu belakang bandara demi menghindari kemungkinan konfrontasi langsung.

Kontras Sambutan di Pulau Gag

Ironisnya, sambutan berbeda justru diterima Bahlil saat mengunjungi Pulau Gag. Di sana, sejumlah warga masyarakat adat menyambut kedatangannya dengan hangat. Bahkan salah satu tokoh lokal bernama Friska secara terbuka membantah isu kerusakan lingkungan yang dikaitkan dengan aktivitas tambang nikel di wilayah tersebut.

“Tidak ada itu, Pak, isu-isu soal laut rusak. Laut kami bersih. Hoaks itu kalau dibilang pulau kami rusak. Alam kami baik-baik saja,” kata Friska kepada Bahlil dalam kunjungan tersebut.

Pernyataan ini kemudian memicu perdebatan publik, karena bertolak belakang dengan narasi yang selama ini dibawa oleh aktivis lingkungan dan lembaga swadaya masyarakat, termasuk Greenpeace dan Walhi, yang mengungkap potensi degradasi ekologis akibat aktivitas pertambangan di pulau-pulau kecil Papua.

Narasi Digital: Jeritan dari Medsos

Peristiwa di Bandara DEO segera meluas di media sosial. Akun @Adit_yapramudy menuliskan bentuk kekecewaan terhadap apa yang disebut sebagai ketimpangan kuasa antara pemerintah pusat dan masyarakat lokal.

“Bahlil itu hanya salah satu pion. Kalau disebut penipu, itu karena dia menjalankan titah dari ‘Raja Jawa’. Maklum, dia cuma pemeran dalam drama besar yang mengeksploitasi kekayaan Papua,” tulisnya dalam cuitan yang disukai ribuan pengguna.


Berita Terkait


News Update