Niskala Shakayra dan suaminya diketahui telah membina rumah tangga dan memiliki seorang putri. Namun, akibat kejadian tersebut, keduanya kini dikabarkan tengah menjalani proses perceraian.
Dalam berbagai komentar di TikTok, banyak simpati diberikan kepada Niskala, yang dinilai berani dan tegas dalam menghadapi pengkhianatan.
Perselingkuhan dalam rumah tangga, apalagi jika terekspos di ranah publik, dapat menimbulkan trauma emosional yang mendalam, tidak hanya bagi pasangan, namun juga anak.
Proses perceraian pun, dalam konteks ini, menjadi langkah hukum dan psikologis yang diambil Niskala untuk menjaga kesehatan mental dirinya dan anaknya.
Fenomena Viral dan Eksposur Konflik Rumah Tangga
Media Sosial Sebagai Ruang Pembuka Konflik Personal
Kasus Niskala Shakayra membuka kembali diskusi lama tentang peran media sosial dalam memperbesar persoalan rumah tangga ke ranah publik.
Sebagian pihak mendukung langkah Niskala untuk membuka aib suaminya demi mendapatkan keadilan sosial, sementara sebagian lainnya menganggap konflik pribadi sebaiknya diselesaikan secara privat.
Namun, perlu dicatat bahwa di era digital ini, media sosial tidak hanya menjadi sarana hiburan atau komunikasi, melainkan juga ruang perlawanan dan pembelaan diri.
Seperti halnya Niskala, banyak individu yang merasa tidak memiliki kekuatan struktural untuk mendapatkan keadilan, sehingga menggunakan media sosial sebagai alat advokasi diri.
Reaksi Publik dan Dukungan Netizen
Sejumlah besar warganet memberikan dukungan kepada Niskala, mengapresiasi keberaniannya menghadapi suami dan selingkuhannya secara langsung. Hashtag seperti #TeamNiskala dan #JusticeForNiskala sempat menjadi tren di TikTok dan X (sebelumnya Twitter).
Namun, ada pula yang mengkritik tindakannya menjambak wanita lain di depan umum, menyebut bahwa kekerasan dalam bentuk apapun tidak dibenarkan, bahkan dalam kondisi emosional sekalipun.
Diskursus ini memperlihatkan betapa kompleksnya dinamika publik terhadap peristiwa viral yang berkaitan dengan etika dan emosi.