POSKOTA.CO.ID - Penceramah, Ustaz Yahya Waloni dikabarkan meninggal dunia, pada Jumat, 6 Juni 2025.
Ia dikabarkan wafat saat tengah menyampaikan khutbah Jumat di Masjid Darul Falah, Minasa Upa, Makassar, Sulawesi Selatan.
Kabar meninggalnya Yahya Waloni dengan cepat menyebar di berbagai platform media sosial. Salah satu akun X (dulu Twitter) @ommi_siregar menuliskan:
"INNALILLAHI WAINNA ILAIHI ROJIUN. TELAH BERPULANG KERAHMATULLAH USTAD KONDANG DR. MUHAMMAD YAHYA WALONI DI MASJID DARUL FALAH MINASA UPA KOTA MAKASSAR. SEMENTARA MELAKSANAKAN KHOTBAH JUMAT. SEMOGA ALLAH MENERIMA SELURUH AMAL IBADAHNYA SEBAGAI DAI PENCERAMAH," bunyi keterangan yang disampaikan akun X @ommi_siregar.
Peristiwa yang mengejutkan tersebut terjadi saat pelaksanaan salat Jumat, bertepatan dengan suasana Hari Raya Idul Adha.
Berdasarkan kesaksian jemaah yang hadir, Ustaz Yahya Waloni terlihat sehat dan bersemangat saat menyampaikan khutbah pertama.
Namun, ketika memasuki khutbah kedua, kondisi fisiknya mendadak melemah.
Situasi di dalam masjid yang awalnya khusyuk pun mendadak berubah menjadi panik.
Beberapa jemaah langsung menghampiri sang penceramah untuk memberikan pertolongan pertama.
Ustaz Yahya kemudian segera dibawa ke Rumah Sakit Bahagia, yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi masjid.
Sayangnya, dalam perjalanan menuju rumah sakit, nyawa sang ustaz tidak tertolong.
Ia dinyatakan meninggal dunia sebelum sempat mendapatkan perawatan medis lanjutan.
Baca Juga: Paus Fransiskus Wafat pada Senin Paskah 2025, Dedikasinya Kembali Dikenang
Profil Singkat Yahya Waloni
Yahya Waloni bukanlah nama asing di tengah masyarakat Indonesia. Ia lahir di Manado, Sulawesi Utara, pada 30 November 1970.
Sebelum memeluk Islam, ia dikenal sebagai seorang pendeta yang cukup berpengaruh di kalangan Kristiani.
Namun pada awal tahun 2000-an, Yahya memutuskan menjadi mualaf dan memulai perjalanan baru sebagai pendakwah Islam.
Keputusannya ini sempat mengundang perhatian publik, terutama karena ia sering menyampaikan ceramah-ceramahnya secara blak-blakan dan penuh kontroversi.
Dia tak segan mengkritik praktik keagamaan yang menurutnya menyimpang, serta menyoroti isu sosial-politik yang dianggap tidak berpihak kepada umat.