POSKOTA.CO.ID - Empat jenderal yang tergabung dalam Forum Purnawirawan TNI secara resmi menyurati Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI.
Tujuan surat tersebut jelas, yaitu memproses pemakzulan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia.
Keempat tokoh militer ini mengirim Surat bernomor 003/FPPTNI/V/2025 yang mereka diberikan pada Senin, 2 Juni 2025 kepada MPR RI dan DPR RI.
"Dengan ini, kami mengusulkan kepada MPR RI dan DPR RI untuk segera memproses pemakzulan (impeachment) terhadap Wakil Presiden berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku," isi kutipan surat dari Forum Purnawirawan TNI.
Baca Juga: Forum Purnawirawan TNI Kirim Surat Desak DPR Proses Pemakzulan Gibran, Apa Isinya?
Lantas, siapa saja empat jenderal yang menandatangani surat terkait isu pemakzulan Gibran ini? Berikut profil singkatnya.
Profil 4 Jenderal yang Menandatangani Surat Pemakzulan Gibran
Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi
Fachrul Razi lahir pada 26 Juli 1947. Beliau dikenal luas sebagai mantan Menteri Agama (Menag) di era Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sebelum memasuki masa pensiun dari dunia militer, Fachrul Razi telah menduduki berbagai jabatan strategis di TNI.
Rekam jejaknya meliputi Kepala Staf Umum TNI pada 20 Maret 1998 - 26 Januari 1999, Sekretaris Jenderal Departemen Pertahanan Keamanan pada 11 Februari 1999 - 29 November 1999), hingga Wakil Panglima TNI pada 26 Oktober 1999 - 20 September 2000.
Selain karier militer dan pemerintahan, Fachrul Razi juga merupakan pendiri Bravo 5, salah satu kelompok relawan pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Marsekal TNI (Purn) Hanafie Asnan
Nama lain yang turut membubuhkan tanda tangan pada surat dorongan pemakzulan Gibran adalah Marsekal TNI (Purn) Hanafie Asnan.
Pria kelahiran Bangkalan, Jawa Timur pada 7 November 1945 ini mengawali karier militer di TNI Angkatan Udara setelah lulus dari Akabri Bagian Udara pada 1 Desember 1969.
Hanafie Asnan tercatat pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) dari 3 Juli 1998 hingga 25 April 2002.
Baca Juga: Presiden Prabowo dan Wapres Gibran Bakal Dapat Gaji ke-13, Ini Besarannya
Jenderal TNI (Purn) Tyasno Soedarto
Tyasno Soedarto adalah seorang pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah pada 14 November 1948. Tyasno merupakan lulusan Akabri tahun 1970.
Selama kariernya, beliau pernah menjabat sebagai Pangdam IV/Diponegoro. Kemudian, Tyasno Soedartomendapatkan promosi sebagai Kepala Badan Intelijen Strategis TNI pada tahun 1999.
Puncak karier militernya mencapai posisi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) pada periode 20 November 1999 hingga 9 Oktober 2000.
Baca Juga: Forum Purnawirawan TNI Desak Pemakzulan Gibran, Try Sutrisno Restui Surat ke DPR
Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto
Sosok terakhir yang menandatangani surat permintaan pemakzulan Gibran adalah Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto.
Ia merupakan lulusan Akabri Bagian Laut pada tahun 1973 dan sempat menempuh pendidikan lanjutan di Alut Baru/Ops. School, Belanda pada tahun 1980.
Slamet Soebijanto pernah menduduki berbagai posisi kunci di TNI Angkatan Laut, antara lain Kasie Navi KRI Thamrin (1974), Kadep Navop KRI Rakata (1980), Kasilingstra Ditdik Seskoal (1991), dan Waasrenum TNI (2000).
Setelah itu, ia menjabat sebagai Wagub Lemhannas pada tahun 2003, dan puncaknya ditunjuk sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) dari 18 Februari 2005 hingga 7 November 2007.