HIV Jadi Perbincangan Usai Video Gofar Hilman dan dr. Boyke Viral, Ini Penjelasan Medisnya

Rabu 04 Jun 2025, 11:03 WIB
Viral! Percakapan Gofar Hilman dan dr. Boyke Soal HIV: Ini Fakta Gejala dan Cara Penularannya (Sumber: Pinterest)

Viral! Percakapan Gofar Hilman dan dr. Boyke Soal HIV: Ini Fakta Gejala dan Cara Penularannya (Sumber: Pinterest)

POSKOTA.CO.ID - Belakangan ini, potongan video dari podcast Warung Kopi (PWK) produksi HAS Creative menarik perhatian publik.

Dalam tayangan tersebut, Gofar Hilman menyebutkan bahwa dirinya rutin melakukan tes HIV. Dr. Boyke, yang menjadi narasumber, menanggapi pernyataan itu dengan nada bercanda, menyiratkan bahwa kebiasaan tersebut berkaitan dengan gaya hidup seksual Gofar yang mungkin tidak stabil.

Meski disampaikan dalam konteks hiburan, pernyataan ini memunculkan kembali urgensi edukasi mengenai HIV di tengah masyarakat, terutama di tengah generasi muda yang masih dibayangi stigma dan informasi keliru mengenai virus ini.

Baca Juga: Bursa Transfer Liga 1: Persib Bandung Incar Leo Gaucho, Striker Andalan Borneo FC

HIV: Definisi dan Cara Kerja dalam Tubuh

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel CD4 komponen penting dalam melawan infeksi. Ketika HIV menginfeksi tubuh, virus ini akan memperbanyak diri dan secara perlahan menghancurkan sel CD4, sehingga membuat penderitanya lebih rentan terhadap berbagai penyakit.

Apabila tidak mendapatkan penanganan yang tepat, infeksi HIV dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome), yaitu tahap akhir dari infeksi ketika sistem kekebalan tubuh hampir sepenuhnya hancur. Dalam fase ini, penderita akan kesulitan melawan infeksi ringan sekalipun.

HIV dalam Perspektif Medis: Penyakit Seumur Hidup yang Dapat Dikendalikan

Mengutip informasi dari situs resmi Alodokter, HIV adalah penyakit kronis yang akan bertahan seumur hidup dalam tubuh penderita.

Meskipun hingga kini belum ditemukan obat yang benar-benar mampu menyembuhkan HIV, terapi antiretroviral (ARV) terbukti efektif dalam mengendalikan perkembangan virus.

ARV bekerja dengan cara menekan jumlah virus dalam tubuh sehingga tidak merusak sistem kekebalan secara signifikan. Dengan pengobatan yang konsisten, penderita HIV dapat menjalani kehidupan normal, sehat, dan produktif.

Gejala Infeksi HIV: Dari Mirip Flu hingga Tanda-Tanda Serius

Gejala awal infeksi HIV sering kali tidak disadari, karena mirip dengan flu ringan. Ini dapat muncul antara 2–6 minggu setelah terpapar virus, dan berlangsung selama 1–2 minggu sebelum menghilang.

Namun, meskipun gejala mereda, virus tetap aktif dan mulai menyerang sistem imun tubuh secara perlahan.

Dalam banyak kasus, seseorang baru mengetahui dirinya terinfeksi HIV ketika mulai mengalami gejala serius, seperti:

  • Diare kronis
  • Penurunan berat badan drastis
  • Pneumonia
  • Infeksi otak seperti toksoplasmosis

Hal ini mempertegas pentingnya tes HIV rutin bagi individu yang merasa pernah melakukan aktivitas berisiko.

Penularan HIV: Bukan Sekadar Masalah Seksual

Masyarakat sering kali mengasosiasikan HIV semata-mata dengan perilaku seksual, padahal virus ini dapat menular melalui berbagai cara, antara lain:

  1. Hubungan seksual tanpa kondom, terutama dengan pasangan berbeda-beda.
  2. Penggunaan jarum suntik secara bergantian, seperti pada pengguna narkotika.
  3. Transfusi darah yang terkontaminasi.
  4. Dari ibu ke anak, baik selama kehamilan, proses persalinan, maupun saat menyusui.

Perlu dicatat bahwa HIV tidak menular melalui kontak biasa seperti bersalaman, berbagi makanan, atau pelukan.

Siapa yang Rentan? Faktor Risiko Penularan HIV

Beberapa faktor yang meningkatkan risiko penularan HIV meliputi:

  • Berganti-ganti pasangan seksual tanpa perlindungan
  • Menggunakan narkoba suntik
  • Pekerja medis yang sering kontak dengan cairan tubuh tanpa pelindung
  • Kurangnya edukasi mengenai pencegahan HIV

Meningkatnya tren gaya hidup bebas dan penggunaan narkoba di kalangan muda menjadi alasan mengapa edukasi HIV perlu ditingkatkan, baik di sekolah, kampus, maupun ruang digital.

Strategi Pencegahan HIV: Edukasi, Konsistensi, dan Tes Berkala

Pencegahan adalah kunci utama dalam melawan penyebaran HIV. Beberapa langkah efektif yang dapat dilakukan antara lain:

  • Menghindari seks di luar pernikahan
  • Tidak berganti-ganti pasangan
  • Selalu menggunakan kondom saat berhubungan seksual
  • Tidak menggunakan narkoba, terutama jenis suntik
  • Rutin melakukan tes HIV bagi individu dengan perilaku berisiko
  • Mengedukasi diri dan orang terdekat tentang HIV, cara penularan, serta pengobatannya

Remaja dan generasi muda perlu menjadi sasaran utama kampanye edukasi HIV, mengingat kelompok usia ini cenderung lebih rentan terhadap paparan informasi keliru dan godaan gaya hidup yang berisiko.

Baca Juga: Bursa Transfer Liga 1: Persib Bandung Incar Leo Gaucho, Striker Andalan Borneo FC

Tes HIV: Bentuk Tanggung Jawab, Bukan Aib

Sebagaimana Gofar Hilman menyatakan dalam podcastnya, menjalani tes HIV secara rutin adalah langkah preventif yang patut diapresiasi. Sayangnya, sebagian masyarakat masih memandang tes ini sebagai sesuatu yang memalukan, padahal sebaliknya ini merupakan bentuk tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri dan pasangan.

Tes HIV tersedia secara luas di berbagai fasilitas kesehatan dan dilakukan secara anonim. Tes ini penting untuk deteksi dini agar pengobatan dapat segera dimulai dan penularan lebih lanjut bisa dicegah.

HIV bukanlah vonis mati, dan orang dengan HIV (ODHIV) tetap bisa hidup sehat dengan pengobatan yang tepat. Namun, stigma dan diskriminasi sering kali membuat penderita enggan untuk terbuka atau memeriksakan diri. Oleh karena itu, membangun budaya yang inklusif, berbasis empati, serta menyediakan ruang edukasi yang jujur sangat penting.

Percakapan publik seperti yang terjadi antara Gofar dan dr. Boyke seharusnya menjadi pemicu diskusi yang lebih luas bukan bahan ejekan, tapi peluang untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga kesehatan seksual dan mental.


Berita Terkait


News Update