POSKOTA.CO.ID - Dalam era globalisasi dan transformasi ekonomi digital, riset di bidang keuangan (finance) semakin menjadi indikator utama kemajuan intelektual dan inovasi suatu negara.
Keberhasilan riset keuangan tak hanya menjadi tolok ukur kualitas akademik, tetapi juga memainkan peran vital dalam mendukung stabilitas ekonomi, kebijakan fiskal, hingga perencanaan keuangan jangka panjang.
Salah satu sumber pemeringkatan internasional yang mengukur kualitas riset secara objektif adalah EduRank, lembaga berbasis data yang menghimpun jutaan sitasi dan publikasi ilmiah.
Untuk tahun 2025, EduRank telah merilis daftar 15 universitas terbaik di Asia dalam bidang keuangan, berdasarkan kualitas, kuantitas, dan pengaruh publikasi ilmiah masing-masing institusi.
Artikel ini menyajikan tinjauan lengkap mengenai universitas-universitas tersebut, termasuk metode penilaian, profil singkat institusi, serta pentingnya riset keuangan dalam pembangunan kawasan Asia secara berkelanjutan.
Metodologi EduRank
EduRank menyusun daftar ini berdasarkan:
- 17,9 juta kutipan yang diterima oleh lebih dari 1,4 juta makalah akademik.
- Data dari 2.120 universitas di Asia.
- Penyesuaian terhadap tahun publikasi dan pengaruh kutipan dalam literatur ilmiah.
Kriteria ini memberikan gambaran objektif tentang kekuatan akademik dan kontribusi nyata universitas dalam riset keuangan global.
1. University of Hong Kong (Hong Kong)
Sebagai pusat finansial Asia, University of Hong Kong (HKU) menempati posisi puncak. Fakultas bisnisnya terkenal dengan riset di bidang investasi, pasar modal, dan manajemen risiko. HKU juga menjadi rujukan penting dalam kebijakan keuangan publik di kawasan Tiongkok Selatan.
2. National University of Singapore (NUS)
NUS mengintegrasikan teknologi dan keuangan melalui program FinTech-nya yang kuat. Kolaborasi dengan lembaga internasional seperti IMF dan Asian Development Bank memperkuat posisi NUS dalam pengembangan teori dan aplikasi keuangan di kawasan ASEAN.
3. University of Tokyo (Jepang)
Universitas tertua dan paling prestisius di Jepang ini unggul dalam bidang riset ekonomi makro dan kebijakan moneter. Fakultas Ekonomi-nya bekerja erat dengan Bank of Japan serta lembaga-lembaga finansial regional.
4. Tsinghua University (Tiongkok)
Sebagai “MIT-nya Tiongkok,” Tsinghua menonjol melalui riset pada digital finance, blockchain, dan sistem pembayaran lintas batas. Pengaruhnya meluas melalui publikasi-publikasi ilmiah di jurnal internasional bereputasi.
5. Tel Aviv University (Israel)
Meskipun secara geografis terletak di Timur Tengah, Tel Aviv University diklasifikasikan dalam kawasan Asia oleh EduRank. Kampus ini unggul dalam teori portofolio, behavior finance, dan pasar modal. Kontribusinya sering dijadikan rujukan startup dan sektor modal ventura.
6. Chinese University of Hong Kong
CUHK banyak meneliti dinamika pasar keuangan Asia Timur dan memiliki reputasi kuat dalam bidang keuangan kuantitatif. Lulusan dan profesor CUHK aktif berkontribusi dalam lembaga-lembaga pengatur pasar di kawasan Asia-Pasifik.
7. Peking University (Tiongkok)
Dengan pusat riset keuangannya yang kuat, Peking University dikenal lewat publikasi akademik berpengaruh pada sistem perbankan dan regulasi moneter Tiongkok.
8. Hong Kong Polytechnic University
HK PolyU memiliki program riset terapan di bidang audit, akuntansi manajerial, dan inovasi keuangan. Reputasinya meningkat berkat kolaborasi industri dengan sektor swasta.
9. Hong Kong University of Science and Technology (HKUST)
HKUST fokus pada inovasi FinTech dan data science dalam keuangan. Fasilitas riset dan laboratorium keuangan canggihnya menjadi pusat penelitian untuk model prediksi ekonomi.
10. Kyoto University (Jepang)
Sebagai salah satu institusi riset paling dihormati di Jepang, Kyoto University menonjol dalam riset sejarah ekonomi dan kebijakan fiskal Asia Timur.
11. Shanghai Jiao Tong University (Tiongkok)
Universitas ini kuat dalam publikasi yang membahas manajemen aset dan ekonomi keuangan mikro. Banyak alumninya kini menduduki posisi penting di bank investasi dan lembaga regulasi keuangan.
12. City University of Hong Kong
CityU dikenal berkat riset mutakhir pada bidang audit internasional dan governance keuangan. Fokus pada isu integritas dan regulasi menjadikannya pionir di Asia.
13. Hebrew University of Jerusalem (Israel)
Riset keuangan di Hebrew University kerap mengisi jurnal-jurnal besar seperti Journal of Finance dan Review of Financial Studies. Universitas ini aktif dalam riset perilaku investor dan risiko pasar.
14. Nanyang Technological University (NTU) - Singapura
NTU berkontribusi dalam pengembangan teknologi keuangan ramah lingkungan serta integrasi ESG (Environmental, Social, Governance) dalam manajemen portofolio investasi.
15. Zhejiang University (Tiongkok)
Zhejiang terkenal dalam riset finansial berbasis big data dan kecerdasan buatan. Pusat riset keuangannya bekerja sama erat dengan perusahaan teknologi seperti Alibaba dan Ant Group.
Baca Juga: Jakarta Illumination Island Festival Resmi Dibuka di Pulau Pramuka
Urgensi Riset Keuangan dalam Ekonomi Asia
Asia sebagai pusat pertumbuhan ekonomi global memiliki ketergantungan tinggi pada sistem keuangan yang stabil dan adaptif. Riset-riset yang dihasilkan oleh universitas-universitas di atas tidak hanya berfungsi sebagai bahan akademik, tetapi juga menjadi referensi utama dalam:
- Penyusunan kebijakan moneter dan fiskal.
- Inovasi sistem keuangan digital dan FinTech.
- Penanggulangan krisis keuangan dan prediksi resesi.
- Edukasi masyarakat tentang literasi keuangan.
Dengan tingginya kompleksitas tantangan ekonomi global pascapandemi, universitas di Asia kini tak hanya menjadi tempat pembelajaran, tetapi juga motor penggerak inovasi keuangan yang berkelanjutan.
Daftar 15 universitas terbaik di Asia dalam bidang riset keuangan versi EduRank 2025 memperlihatkan kekuatan akademik dan intelektual Asia yang terus bertumbuh.
Dengan metodologi yang transparan dan berbasis data ilmiah, peringkat ini layak menjadi rujukan bagi pelajar, peneliti, serta pembuat kebijakan dalam mengembangkan ekosistem keuangan yang tangguh.
Investasi dalam riset keuangan bukan lagi pilihan, melainkan keniscayaan untuk menjamin kestabilan ekonomi dan kemakmuran masa depan Asia di panggung global.