Upaya penyelamatan pun dilakukan oleh rekan-rekannya di lokasi tambang. Mereka berusaha menggunakan dongkrak mobil untuk mengangkat tanah, namun gagal.
Akhirnya, dengan peralatan seadanya, termasuk pipa besi manual, Taryana berhasil ditarik keluar dari timbunan tanah.
"Saya terjepit pak, tapi alhamdulillah selamat," katanya dengan nada penuh rasa syukur kepada Dedi Mulyadi.
Baca Juga: DPRD Pandeglang Buka Suara soal Pengadaan Laptop Rp800 Juta di Disdikpora
Taryana kini menjadi simbol harapan dan keberanian di tengah tragedi yang menyisakan duka mendalam.
Banyak warganet yang memberikan dukungan dan doa kepadanya melalui media sosial. Salah satunya menulis,
"Alhamdulillah bapak masih diselamatkan Gusti Allah," ujar akun @mmadesi09.
"Saya ingat mobil kredit. Nyawa hampir jadi taruhan tapi masih ingat cicilan. Sehat selalu pak," tulis akun @lusy_seftiawan.
Tragedi ini tidak hanya menggugah rasa kemanusiaan publik, tetapi juga membangkitkan keprihatinan terhadap regulasi tambang di kawasan rawan bencana.
Dalam beberapa waktu terakhir, Gubernur Dedi Mulyadi memang dikenal vokal dalam menyikapi aktivitas tambang ilegal maupun legal yang tidak memenuhi standar keselamatan kerja dan lingkungan.
Bahkan, pascatragedi ini, Dedi Mulyadi mencabut izin sejumlah tambang yang dinilai membahayakan masyarakat sekitar.
Salah satu pengelola tambang diketahui terkait dengan sebuah pondok pesantren, menambah kompleksitas persoalan antara ekonomi, agama, dan keselamatan publik.