POSKOTA.CO.ID - Thailand kembali menghadapi tantangan serius dalam penanganan pandemi COVID-19 dengan mencatat lonjakan signifikan kasus baru harian.
Pada Senin, 2 Juni 2025 angka kasus positif tercatat sebanyak 18.062 jiwa, mendorong total kumulatif menjadi 240.606 kasus COVID-19.
Tak hanya itu, jumlah kematian akibat COVID-19 juga dilaporkan mencapai 53 jiwa.
Departemen Pengendalian Penyakit Thailand mengimbau kelompok rentan, seperti lansia dan anak-anak di bawah usia satu tahun, untuk menghindari tempat ramai guna mencegah penularan virus.
Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Covid-19, Pemkot Bekasi Siapkan Skenario Khusus
Melansir dari The Nation, otoritas juga terus mendorong masyarakat Thailand untuk segera melakukan vaksinasi COVID-19 guna meningkatkan kekebalan tubuh dan perlindungan dari infeksi.
Klaster Penyebab Peningkatan Kasus
Peningkatan kasus COVID-19 di Thailand ini dikaitkan erat dengan kemunculan 14 klaster baru di berbagai lokasi sejak liburan sekolah berakhir. Berikut rincian klaster yang menjadi sorotan:
- 6 klaster di penjara (198 kasus)
- 5 klaster di sekolah (258 kasus)
- 2 klaster di pangkalan militer (178 kasus)
- 1 klaster di rumah sakit (35 kasus)
Pemerintah secara khusus menaruh perhatian pada klaster sekolah, mengingat siswa dan guru menghabiskan waktu lama di ruang tertutup.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Capai Puluhan, Pemprov Imbau Warga Tak Panik
Oleh karena itu, sekolah-sekolah di Thailand diminta untuk memperketat langkah-langkah pencegahan COVID-19 guna menekan laju penularan.
Salah satu yang terdampak adalah Sekolah Bangkaew di Distrik Bang Phli, Provinsi Samut Prakan, yang memutuskan menutup sementara aktivitas belajar-mengajar pada 4–6 Juni 2025 akibat lonjakan kasus di kalangan siswa berisiko tinggi.
Aktivitas kelas dijadwalkan normal kembali pada 9 Juni 2025. Selama masa penutupan, siswa diimbau untuk belajar dari rumah dan tetap menjaga kesehatan.
Baca Juga: Masyarakat di Jakarta Akui Tenang Hadapi Penambahan Kasus Covid-19
Perlindungan Bayi dan Dominasi Varian Omicron JN 1
Pemerintah Thailand juga menegaskan bahwa bayi di bawah usia satu tahun sebaiknya tidak dibawa ke tempat umum, karena sistem imun mereka yang belum sempurna membuat mereka sangat rentan terhadap infeksi SARS-CoV-2 dan risiko gejala berat COVID-19.
Dari sisi virologi, data terbaru Departemen Ilmu Kedokteran menunjukkan bahwa dari Januari 2024 hingga 6 Mei 2025, varian Omicron JN.1 mendominasi 63,92 persen kasus di Thailand.
Sementara itu, varian XEC turun menjadi 3,07 persen, dan varian lainnya tetap dalam pengawasan ketat.
“Meskipun varian baru COVID-19 ini tidak menyebabkan gejala yang lebih parah, penyebarannya lebih cepatdibandingkan sebelumnya,” kata pihak Departemen Pengendalian Penyakit Thailand.
Hal ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat untuk terus waspada dan mematuhi protokol kesehatan.