“MU sudah kehilangan jiwanya. Kini semua soal efisiensi, bukan loyalitas. Dan hasilnya? 58 poin dan ratusan orang kehilangan pekerjaan,” sindir kolumnis sepak bola, Jonathan Liew, dalam tulisannya di The Independent.
Pakar manajemen olahraga dari University of Salford, Prof. Alan Matthews, menyayangkan langkah PHK ini. Ia menyebut bahwa krisis MU bukan sekadar soal struktur organisasi, tapi soal arah dan kepemimpinan.
“PHK bukan solusi utama saat klub mengalami krisis performa. Yang harus dievaluasi adalah strategi rekrutmen, arah permainan, dan struktur manajerial di level atas,” katanya.