Kisah Manchester United 2024-25: PHK Ratusan Karyawan hingga Raih Poin Terburuk Sepanjang Sejarah

Kamis 29 Mei 2025, 14:28 WIB
Manchester United. (Sumber: Instagram @manchesterunited)

Manchester United. (Sumber: Instagram @manchesterunited)

POSKOTA.CO.ID - Musim 2024/2025 resmi menjadi musim tergelap dalam sejarah Manchester United. Di tengah keterpurukan performa tim, klub juga membuat keputusan kontroversial: melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 250 staf internal.

Langkah ini semakin memperburuk citra Setan Merah yang kini tak hanya kehilangan arah di lapangan, tapi juga di balik layar.

Manchester United menutup musim Liga Inggris dengan hanya mengumpulkan 58 poin, menjadikannya perolehan terendah sejak era Premier League dimulai pada 1992.

Mereka finis di luar zona Eropa dan hanya meraih belasan kemenangan dari 38 laga. Kegagalan di liga turut diikuti di Eropa setelah kalah di final Europa League dari Tottenham Hotpsur.

Baca Juga: Setelah Persib, Malut United Bakal Gembosi PSS Sleman

Amarah Fans MU

Di tengah hasil memalukan ini, manajemen justru memilih untuk merumahkan ratusan staf non-olahraga. Mereka berasal dari berbagai sektor, mulai dari departemen media, layanan stadion, hingga staf administrasi.

“Gagal di semua kompetisi, malah staf yang dikorbankan. Ini bukan solusi, ini pelampiasan,” ujar seorang mantan staf senior MU yang tidak ingin disebutkan namanya.

Keputusan PHK memicu reaksi keras dari fans. Banyak yang mempertanyakan prioritas klub, karena di sisi lain, pemain-pemain bergaji jutaan pound per pekan tetap dipertahankan meski kontribusinya minim.

“Kenapa bukan pemain yang cuma jogging 90 menit tiap pekan yang dipecat? Mereka lebih merugikan klub ketimbang staf loyal yang kerja siang malam,” tulis akun fanbase @StretfordTruth di platform X.

Baca Juga: Daftar Pemain Brazil Bidikan Persib, Beberapa Sudah Deal?

Manajemen MU Bungkam

PHK massal ini disebut sebagai bagian dari proses restrukturisasi usai Sir Jim Ratcliffe dan INEOS mengambil alih sebagian kendali operasional klub. Mereka mengklaim tengah membangun fondasi yang lebih “efisien dan modern.” Tapi di mata publik, keputusan ini justru menunjukkan bahwa Manchester United kini lebih mirip korporasi dingin ketimbang klub sepak bola.


Berita Terkait


News Update