"Papa sempat sadar. Itu bikin kita semua senang dan haru. Tapi ternyata itu bukan akhir dari perjuangan," ungkapnya.
Sayangnya, harapan itu tak berlangsung lama. Setelah operasi otak, muncul masalah lain yang menyerang paru-paru Bowo Sukisno. Paru-parunya dipenuhi lendir dan dahak (sputum) yang harus segera disedot melalui prosedur medis lanjutan.
Kondisi Kian Menurun dan Detik-detik Terakhir
Setelah prosedur pembersihan paru dilakukan, bukannya membaik, kondisi sang ayah justru kian memburuk. Tidak hanya sistem pernapasan, namun tekanan darah, detak jantung, dan kadar gula darah ikut menurun secara drastis.
"Tiba-tiba semua vital sign-nya turun. Gula darah, tekanan darah, detak jantung… kita tahu ini saat-saat kritis," kata Kristina lirih.
Kristina yang berada di rumah pun merasa gelisah dan tidak bisa tidur. Ia mengaku memiliki firasat kuat akan sesuatu yang buruk.
"Aku enggak bisa tidur malam itu. Hati rasanya berat banget. Ternyata benar, pagi-pagi ditelepon, katanya detak jantung papa sudah kena," ujarnya dengan suara tertahan.
Kristina pun segera bergegas ke rumah sakit, namun takdir berkata lain. Sang ayah mengembuskan napas terakhir pukul 07.55 WIB di ruang ICU RSPAD Gatot Subroto, dalam pelukan putrinya.
Pemakaman dan Doa Terakhir
Setelah dinyatakan wafat, jenazah almarhum Bowo Sukisno dibawa ke rumah duka. Di sana, keluarga dan kerabat melakukan prosesi penyucian jenazah serta salat jenazah yang dilaksanakan selepas salat Zuhur.
Usai salat Asar, jenazah kemudian diberangkatkan menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Kopi, Jakarta Timur. Prosesi pemakaman berjalan khidmat dan dihadiri oleh keluarga besar serta sejumlah sahabat dekat dari Kristina.
Baca Juga: Benarkah Foto dan Video Pribadi di Galeri Handphone Bisa Diakses Pinjol Ilegal untuk Disalahgunakan?
Duka yang Dalam dan Kenangan Abadi
Bagi Kristina, kepergian sang ayah meninggalkan ruang kosong yang sulit tergantikan. Dalam banyak kesempatan, ia selalu menyebut bahwa ayahnya adalah panutan utama dalam hidup dan kariernya.
"Papa orang yang sangat disiplin, tapi penuh kasih. Dari beliau aku belajar untuk terus rendah hati dan kerja keras," ungkap Kristina dalam salah satu unggahan media sosialnya.