“Belanja masyarakat tercatat naik signifikan di awal Mei, meski kemudian mengalami normalisasi wajar. Provinsi tujuan wisata seperti DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur mencatat kenaikan tertinggi selama periode libur panjang,” imbuhnya.
Sementara itu hingga periode kuartal I 2025, fungsi intermediasi perbankan menunjukkan moderasi dengan pertumbuhan kredit 9,16 persen (yoy) pada Maret 2025 secara industri. Meski demikian, likuiditas menjadi lebih ketat dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 4,75 persen dan LDR yang naik menjadi 88 persen.
Kinerja Bank Mandiri Tetap Solid
Di sisi lain, Bank Mandiri tetap mencatat kinerja solid, dengan kredit konsolidasi mencapai Rp1.672 triliun atau tumbuh 16,5 persen yoy. Fokus pembiayaan diarahkan ke sektor konstruksi, energi, makanan dan minuman, serta sektor padat karya yang resilien.
Transformasi digital terus menjadi pendorong utama pertumbuhan. Pengguna Livin’ by Mandiri mencapai 30,7 juta, dengan frekuensi transaksi mencapai 1,1 miliar dan nilai transaksi Rp1.070 triliun, meningkat masing-masing 30 persen dan 16 persen YoY. Kopra by Mandiri mencatat volume transaksi 349 juta dengan nilai mencapai Rp6.000 triliun, tumbuh 23 persen YoY.
Total volume transaksi digital Bank Mandiri mencapai Rp7.066 triliun hingga Maret 2025, naik 21,9 persen YoY. Efisiensi operasional juga meningkat, dengan rasio biaya terhadap pendapatan (Cost to Income Ratio/CIR) terjaga di level 38,2 persen.
Strategi digitalisasi dan efisiensi operasional berhasil mendukung kinerja positif di tengah tantangan eksternal. Hasilnya, Bank Mandiri berhasil mencatat peningkatan pendapatan non-bunga sebesar 17,3 persen YoY menjadi Rp11,24 triliun, yang berasal dari pertumbuhan transaksi digital, layanan trade finance, treasury, serta pengelolaan dana.
Hal ini juga mendukung sisi pendanaan Bank Mandiri yang mencatat total Dana Pihak Ketiga (DPK) konsolidasi tumbuh 11,2 persen YoY menjadi Rp 1.748 triliun, dengan dana murah (CASA) meningkat 8,89 persen YoY dan komposisi CASA secara bank only mencapai 77,1 persen.
Kualitas aset tetap terjaga, dengan rasio Non Performing Loan (NPL) secara bank only di level 1,01 persen per Maret 2025. Hal ini berdampak pada penurunan biaya kredit (Cost of Credit/CoC) menjadi 0,71 persen, dari 0,99 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.