Sesuai regulasi Liga 1 yang diatur dalam Pasal 9 Poin 4 tentang Sistem Kompetisi disebutkan jika ada lebih dari dua tim yang memiliki poin sama, maka akan dihitung berdasarkan head to head di antara masing-masing tim atau klasemen kecil.
Dalam kasus ini, Barito Putera lebih diuntungkan karena memiliki poin head to head lebih baik dari Semen Padang dan PSS.
Secara head to head di antara ketiga tim, Barito Putera tercatat tiga kali menang. Masing-masing dua kali atas Semen Padang dan sekali atas PSS.
Sementara Semen Padang mencatat dua kali kemenangan atas PSS dan dua kali kalah dari Barito Putera.
Sedangkan, PSS hanya mencatat sekali kemenangan atas Barito Putera, dua kali kalah dari Semen Padang dan sekali kalah dari Barito Putera.
Kondisinya akan berbeda jika Semen Padang dan Barito Putera yang memiliki poin sama, sementara PSS koleksi poinnya lebih rendah, maka Kabau Sirah yang selamat karena unggul head to head atas Laskar Antasari.
Sedangkan jika PSS dan Barito Putera yang memiliki poin sama, sementara Semen Padang poinnya lebih rendah, maka Super Elang Jawa yang selamat karena unggul head to head atas Laskar Antasari berdasarkan produktivitas gol secara head to head.
Dalam dua kali pertemuan, PSS dan Barito Putera saling mengalahkan. Namun PSS unggul produktivitas gol karena di pertemuan pertama menang 0-3, dan pada pertemuan kedua Barito hanya menang tipis 1-2.
Situasi di Zona Degradasi Liga 1 2024-25
- Semen Padang 33 8 9 16 36-60 33
- PSS Sleman 33 10 4 19 40-50 31*
- Barito Putera 33 7 10 16 40-56 31
- PSIS Semarang 33 6 7 28 28-55 25
Catatan: * Poin PSS Sleman dikurangi tiga karena sanksi Komdis PSSI.
Berikut rekor head to head Semen Padang, PSS Sleman dan Barito Putera di Liga 1 musim 2024-25: