Kasmudjo Angkat Bicara Soal Ijazah Jokowi: Saya Tidak Tahu dan Tak Pernah Membimbing

Jumat 16 Mei 2025, 09:18 WIB
Kasmudjo, mantan dosen Fakultas Kehutanan UGM di kediamannya saat dikunjungi oleh Jokowi.

Kasmudjo, mantan dosen Fakultas Kehutanan UGM di kediamannya saat dikunjungi oleh Jokowi.

Dalam gugatan tersebut, nama Kasmudjo turut disebut sebagai salah satu tergugat, bersama jajaran pimpinan akademik UGM seperti rektor, empat wakil rektor, dekan, dan kepala perpustakaan Fakultas Kehutanan.

Menanggapi hal ini, Kasmudjo menegaskan bahwa dirinya tidak mengetahui apapun terkait dengan penyusunan atau pembimbingan skripsi Joko Widodo.

Ia menekankan bahwa Prof. Sumitro adalah dosen yang secara resmi membimbing skripsi Presiden kala itu.

“Pembimbingnya itu Prof. Sumitro. Saya tidak tahu-menahu prosesnya. Saya juga tidak terlibat dalam ujian atau evaluasi skripsinya,” jelas Kasmudjo.

Ia juga menegaskan bahwa sebagai pembimbing akademik umum, dirinya tidak bisa disangkutpautkan dengan keabsahan ijazah seseorang.

“Saya pembimbing akademik pelajaran umum. Kalau menyangkut ijazah, ya bukan ke saya. Itu ranahnya pembimbing skripsi dan penguji,” tegasnya lagi.

Kunjungan Jokowi ke Rumah Kasmudjo

Beberapa hari sebelum pernyataan tersebut dirilis ke media, Presiden Jokowi diketahui mengunjungi kediaman Kasmudjo pada Senin, 12 Mei 2025.

Pertemuan itu berlangsung selama sekitar 45 menit, namun Kasmudjo menyatakan bahwa tidak ada pembahasan sedikit pun terkait gugatan ijazah yang tengah bergulir di pengadilan.

“Enggak, enggak. Sama sekali tidak diperbincangkan,” katanya.

Ia mengaku pertemuan itu lebih bersifat silaturahmi dan nostalgia, mengingat hubungan keduanya sebagai dosen dan mahasiswa di masa lalu.

Meskipun demikian, sejumlah pihak mempersoalkan etika politik dalam kunjungan tersebut, termasuk kritik dari tokoh publik seperti Hanum Salsabiela Rais.

Pernyataan Kasmudjo mendapat respons beragam dari masyarakat dan media. Sebagian publik mempertanyakan motif penyebutan nama Kasmudjo dalam gugatan hukum yang kini bergulir, sementara sebagian lainnya menyoroti minimnya informasi faktual yang dapat membuktikan atau membantah tuduhan terhadap Presiden Jokowi.


Berita Terkait


News Update