JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Budisatrio Djiwandono menegaskan tidak memberikan toleransi kepada pemakai narkoba di dunia bola basket Indonesia. Pernyataan tegas ini disampaikan setelah pemain Tangerang Hawks Basketball Jarred Dwayne Shaw terlibat kasus narkoba.
"Kita tidak memberikan toleransi kepada pemakai narkoba di dunia basket. Baik pemain, pengurus, petugas lapangan atau siapa saja yang terlibat penggunaan narkoba atau sejenisnya," ujar Budisatrio Djiwandono, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 15 Mei 2025.
Oleh karena itu, Budisatrio menegaskan, jika pemain basket yang terlibat penyalahgunaan narkoba, siapapun dan dari manapun akan maka sepenuhnya diserahkan kepada proses hukum yang berlaku. Termasuk Jarred Dwayne Shaw yang merupakan pemain asal Amerika Serikat (AS). Sebelum bermain di Indonesia, yang bersangkutan pernah bermain di Turki, Amerika Serikat (NBA G-League), Argentina, Tunisia, Jepang, Republik Dominika, Meksiko, Uruguay, Lebanon, dan Venezuela.
"DPP PERBASI menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum," kata Budisatrio.
Baca Juga: Gaji TNI Tahun 2025, Berikut Daftar Lengkap Sesuai Golongannya
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Utama Indonesia Basketball League (IBL) Junas Miradiarsyah. Dia memasukkan nama Jarred Dwayne Shaw, telah masuk ke dalam blacklist IBL, usai terlibat kasus narkoba. Pemain itu ditangkap oleh Polresta Bandara Soekarno-Hatta di Cisauk, Kabupaten Tangerang, karena menerima paket narkoba berupa Delta 9 THC (tetrahydrocannabinol).
"Setiap pemain atau ofisial yang terlibat atau menggunakan narkoba akan dikenai sanksi yang berdampak pada karier mereka," kata Junas.
Junas juga mengatakan, IBL sejalan dengan sikap Perbasi yang tidak mentoleransi keterlibatan pemain dalam kasus narkoba di dunia bola basket Indonesia. Proses hukum selanjutnya diserahkan sepenuhnya kepada pihak berwenang. Menurutnya, tindakan ini sesuai dengan pasal 8 kontrak pemain dan klub IBL yang mengatur larangan dalam kompetisi.
"Personil, baik pemain maupun ofisial yang terlibat konsumsi maupun kegiatan terkait akan berdampak pada karir selanjutnya di liga," kata Junas.