Fenomena Pindar di Indonesia: Ancaman Tersembunyi yang Mengintai Masyarakat

Selasa 13 Mei 2025, 12:45 WIB
Ilustrasi. Fenomena pindar di Indonesia yang kerap berkaitan dengan ancaman bagi masyarakat. Sumber: Chubb)

Ilustrasi. Fenomena pindar di Indonesia yang kerap berkaitan dengan ancaman bagi masyarakat. Sumber: Chubb)

Berdasarkan pengamatan, sejak beberapa tahun terakhir, target pemasaran pindar mulai mengarah pada ibu rumah tangga.

Hal ini disebabkan oleh meningkatnya persentase penggunaan pindar di kalangan perempuan, meski gap antara laki-laki dan perempuan relatif tipis.

Mengapa ibu rumah tangga menjadi sasaran utama? Beberapa ibu rumah tangga terpaksa beralih ke pindar untuk memenuhi kebutuhan mendesak, seperti biaya pengobatan atau kebutuhan anak.

Dalam banyak kasus, mereka sering kali tidak memahami risiko yang akan ditanggung, sehingga dengan mudah terjebak dalam utang yang semakin menumpuk.

Fenomena pindar tidak hanya menguntungkan penyedia layanan, tetapi juga memberikan kontribusi besar bagi negara. Berdasarkan data terbaru, penerimaan pajak dari sektor usaha ekonomi digital, termasuk pindar, diperkirakan mencapai Rp34,91 triliun hingga Maret 2025.

Pemasukan ini berasal dari berbagai transaksi, termasuk pajak perdagangan elektronik, kripto, dan pindar.

Namun, menurut Desi, meskipun ada pemasukan signifikan, masalah penagihan pindar masih belum mendapat perhatian serius dari pihak berwenang.

Solusi dan Peran Masyarakat

Pakar hukum menilai bahwa selama ini negara terkesan absen dalam menangani kasus pindar. Negara lebih fokus pada akumulasi pendapatan dari sektor ini, sementara masyarakat terus-menerus terjebak dalam siklus utang yang tidak kunjung selesai.

Berbagai upaya seperti melunasi pinjaman dengan menjual harta benda atau mengajukan permohonan ke lembaga swadaya masyarakat (LSM) juga tidak membuahkan hasil yang memadai.

Di sisi lain, pakar menegaskan bahwa pemutusan hubungan dengan pindar sejatinya dimulai dari kesadaran diri sendiri. Masyarakat, terutama yang berpendapatan rendah, harus mulai berhati-hati dan tidak tergoda untuk terus-menerus bergantung pada pindar.

Penggunaan data pribadi yang tidak sah atau peminjaman tanpa persetujuan sering kali menjadi pintu masuk bagi pindar ilegal untuk menyebar lebih luas.

Waspadai Dampak Pindar pada Keuangan Pribadi

Dengan semakin banyaknya kasus yang muncul terkait pindar, masyarakat diharapkan lebih bijak dalam memilih solusi keuangan. Jika pinjaman online sudah mengganggu catatan kredit atau menyebabkan tekanan mental, sebaiknya segera berhenti dan mencari alternatif lain.

Berita Terkait

News Update