JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Gubernur Jakarta Pramono Anung mengakui sulitnya memberantas judi online (judol) di wilayahnya.
Menurutnya, kampanye anti-judol tidak akan efektif selama aplikasi dan situs web judi masih bisa diakses di Indonesia.
“Bukan persoalan kemudian di ujungnya, karena mau campaign apa aja. Menurut saya (kampanye stop judol) enggak banyak manfaatnya kecuali yang memang (aplikasi atau web) judinya ditutup,” kata Pramono kepada awak media, Jumat 9 Mei 2025.
Ia mencontohkan sejumlah negara yang berhasil memberantas judi online karena benar-benar menutup akses ke platform tersebut.
Baca Juga: Komdigi Sesumbar Telah Blokir Lebih 1 Juta Konten Judi Online Selama 6 Bulan Terakhir
“Seperti beberapa negara yang betul-betul menutup judi online. Sehingga saya termasuk kalau memang betul-betul mau diberantas, ya itunya ditutup total di Indonesia,” ujarnya.
Berdasarkan data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), dua provinsi dengan kasus judol terbanyak adalah Jawa Barat dan Jakarta.
Menanggapi hal itu, Pramono menyebut tingginya angka di Jakarta disebabkan oleh padatnya penduduk dan tingginya penggunaan teknologi.
“Ya karena penduduknya padat dan penduduknya banyak dan juga orang sudah menggunakan teknologi HP-nya kan di situ,” jelasnya. CR-4