BEKASI, POSKOTA.CO.ID – Setelah berbulan-bulan menanti pencerahan, keluarga mendiang Soleh Darmawan (24), pemuda asal Bekasi yang tewas saat bekerja di luar negeri, akhirnya merasa lega. Soleh diduga merupakan korban tindak pidana perdagangan orang atau TPPO di Kamboja.
Keluarga merasa puas dengan adanya proses ekshumasi yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya bersama dokter forensik RS Polri Kramat jati dan RS Bhayangkara Polri.
Proses pembongkaran kuburan mendiang Soleh tersebut berjalan lancar meskipun cuaca sempat tidak mendukung. Pihak keluarga yang menyaksikan langsung pembongkaran itu mengaku puas dengan langkah aparat dalam mengungkap tabir kematian Soleh yang hingga kini masih penuh misteri.
“Kami dari pihak keluarga merasa cukup puas. Semua tahapan berjalan baik, dan kami berharap ini jadi langkah besar buat mengungkap penyebab kematian Soleh,” kata Tina (38), bibi almarhum, Jumat, 9 Mei 2025.
Baca Juga: Selama 1 Bulan, Bareskrim Polri Ungkap 397 Kasus TPPO
Bukan tanpa alasan keluarga terus memperjuangkan kasus ini. Sejak awal, mereka merasa ada yang janggal dari kematian Soleh. Mulai dari informasi pekerjaan yang tidak sesuai, waktu keberangkatan yang mendadak, hingga kondisi jenazah saat dibawa ke Indonesia.
“Kami dari awal memang udah curiga. Tempat kerja lain, waktu meninggal nggak jelas, dan kondisi jenazah waktu dipulangkan, kami sampai nggak bisa lihat,” kata Syahrudin (41), paman korban.
Soleh berangkat ke Kamboja setelah menjanjikan pekerjaan oleh dua orang yang dikenal dekat dengan dirinya, berinisial S dan A. Sebagai anak sulung dari enam bersaudara, Soleh merasa bertanggung jawab membantu perekonomian keluarga.
"Beratnya di situ. Dia anak pertama, jadi dia yang meyakinkan orang tua buat berangkat. Katanya demi membantu keluarga. Yang ngajak juga teman dekat dia," ucap Syahrudin.
Namun, beberapa hari setelah keberangkatan, keluarga mendapat kabar duka mengenai Soleh yang meninggal dunia di luar negeri. Informasi yang tersimpan membuat keluarga semakin yakin bahwa ada sesuatu yang disembunyikan.
Baca Juga: 2 Korban TPPO Pulang, Mantan Anggota DPRD Indramayu dan 3 WNI Masih Disekap di Myanmar
Tina dan Syahrudin berharap media terus mengangkat kasus kematian keponakannya. Ia menilai peran media sangat penting dalam menegakkan penegakan hukum dan membuka fakta-fakta baru.
"Kami mohon banget sama teman-teman media, tolong bantu kawal kasus ini. Jangan sampai hilang begitu aja. Kita ini orang kecil, kalau tidak dibantu, kasus ini bisa tenggelam," ucapnya.
Meski sudah ikhlas menerima kepahitan, keluarga menegaskan perjuangan belum berakhir. Mereka masih menantikan hasil otopsi dan berharap ada tindakan hukum terhadap pihak-pihak yang terlibat.
"Kami percaya pada aparat, tapi kami juga akan terus menyuarakan ini. Kami hanya meminta keadilan. Kalau memang terbukti ada tindak pidana, pelaku harus bertanggung jawab" ujar Tina.
Proses ekshumasi hari ini menjadi titik balik bagi keluarga dalam perjuangan mencari keadilan. Dan akan terus menantikan hasil dari proses hukum yang sedang berlangsung.
"Ya, kami ikhlas. Soleh udah tenang di alam sana. Tapi kami belum bisa tenang kalau belum tahu apa penyebab pasti kematian. Kalau memang ada yang salah, harus diproses," ucap dia.
Langkah-langkah hukum pun akan terus ditempuh. Selain laporan resmi ke aparat, keluarga juga aktif menerima undangan wawancara dan podcast untuk terus menyuarakan kasus ini ke publik. (cr-3)